Sosialisasi Protokol Kesehatan Butuh Kerja Kolektif Antarlembaga | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Sosialisasi Protokol Kesehatan Butuh Kerja Kolektif Antarlembaga

Ceknricek.com -- Sosialisasi protokol kesehatan khususnya dalam penerapan 3M tidak bisa dibebankan kepada Satgas COVID-19. Butuh kerja kolektif semua lembaga agar pesan yang disampaikan dapat diterima semua warga masyarakat. Sonny Harmadi selaku Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 menyatakan pihaknya menggandeng penyuluh KB membantu sosialisasi perubahan perilaku terkait COVID-19. Hal ini bertujuan untuk memberikan contoh kepada masyarakat melaksanakan 3M dengan baik dan benar.

Menurut Sonny dalam keterangan pers virtualnya di Jakarta, Jumat, (2/10/20) mengungkapkan dari survei daring Badan Pusat Statistik terhadap 90.967 responden pada 7-14 September lalu menunjukkan sekitar 19 persen petugas atau pemimpin tidak memberi contoh dalam penerapan protokol kesehatan.

"Jadi bapak dan ibu sekalian sebagai penyuluh harus memberi contoh bahwa pakai masker dengan benar, menjaga jarak dengan benar dan mencuci tangan pakai sabun," kata Sonny dalam acara virtual sosialisasi strategi perubahan perilaku yang diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Selain aparat dan pemerintah, Sonny juga memberikan catatan khusus bahwa masyarakat merupakan ujung tombak penanganan COVID-19. Sebab, jumlah tenaga medis terbatas sementara pasien positif terus meningkat.

"Kita mengatasi COVID-19 harus dari hulu menempatkan masyarakat sebagai ujung tombak penanganan COVID-19. Jumlah dokter dan tenaga kesehatan kita sangat terbatas,"terangnya. Jika jumlah pasien terkonfirmasi positif meningkat drastis, kata Sonny, dengan kapasitas pelayanan kesehatan yang terbatas maka muncul potensi masalah. Sonny Harmadi juga mencontohkan Amerika Serikat yang dikenal sebagai negara dengan sumber daya kesehatan yang besar tapi tetap juga mengalami masalah dalam penanganan COVID-19.

Karena itu untuk mencegah dokter dan tenaga medis kelelahan maka harus didorong perubahan perilaku di masyarakat agar bisa mencegah penularan COVID- 19 mulai dari hulu. Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa sekarang Indonesia dan dunia sedang menghadapi 'perang' dengan COVID-19 dan membutuhkan filosofi untuk melawan penyakit yang menyerang sistem pernapasan itu. 

Salah satu filosofi itu adalah mengenal diri sendiri dalam bentuk mengidentifikasi apakah memiliki penyakit bawaan dan masuk dalam kelompok usia rentan. Selain itu, filosofi lain adalah mengenal musuh yang berarti sadar bagaimana COVID-19 menular ke manusia yaitu lewat mulut dan hidung, yang berarti harus melindungi bagian-bagian rentan tersebut. 

Sonny Harmadi seperti dilansir Antara mengingatkan masyarakat untuk rajin melakukan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak dari kerumunan. "3M ini menjadi pertahanan diri kita untuk menghadapi musuh kita yang punya karakteristik masuk melalui hidung, mulut dan mata,"pungkasnya.

Baca juga: Berharap Pada Tuah Perda COVID-19

Baca juga: Beragam Jenis Masker Unik yang Layak Dipakai Selama COVID-19



Berita Terkait