Ceknricek.com—Target satu juta vaksinasi perhari sedang digencarkan Presiden Jokowi. Ada banyak faktor, yang membuat gerakan vaksinasi mengalami kendala. Diantaranya keengganan masyarakat untuk divaksin, karena mereka takut jarum suntik. Kondisi ini disebut trypanophobia.
Fobia jarum suntik tak diketahui penyebab utamanya, tapi kebanyakan kasus akibat trauma masa lalu yang mungkin tak menyenangkan. Pengalaman tersebut terbawa terus seiring berjalannya waktu. Makanya jangan heran kalau ada orang dewasa yang takut dengan jarum suntik.
Trypanophobia tergolong dalam fobia umum. Karena itu, masalah ini bisa disembuhkan. Menurut Healthline, salah satu cara menyembuhkan fobia jarum suntik adalah dengan terapi dengan profesional.
Sesi terapi perilaku kognitif (CBT) dapat mengeksplorasi akar ketakutan seseorang pada jarum suntik dan menawarkan keterampilan untuk mengatasi masalah.
Selain terapi CBT, ada juga exposure theraphy yang melibatkan objek yang ditakuti secara langsung. Ini diharapkan membuat seseorang mampu menghilangkan ketakutannya.
Bukan hanya dengan terapi, orang dengan fobia jarum suntik juga bisa ditangani dokter dengan meresepkan obat untuk mengatasi kecemasan yang muncul. Obat tersebut biasanya diminum sebelum orang tersebut akan berhadapan dengan jarum suntik.
Selain itu, orang dengan trypanophobia dapat mengendalikan ketakutan mereka jika mereka memiliki seseorang yang mereka kenal di ruangan itu untuk mendukung atau memberi rasa aman saat berhadapan dengan jarum suntik.
Lebih lanjut, para profesional kesehatan di rumah sakit dapat mengurangi kecemasan seseorang dengan menyediakan ruang atau tempat duduk yang nyaman, selimut, atau musik yang menenangkan.
Para vaksinator yang ada di sekitar orang yang akan divaksin juga bisa menjelaskan dengan tenang dan coba untuk mengalihkan perhatian dengan cara apapun supaya ketegangan dapat diredam. Tak ketinggalan, jika kita takut jarum suntik, jangan ragu untuk bilang ke petugas kesehatan. Jika ada kemungkinan untuk pingsan, kita bisa bilang ke petugas kesehatan agar disuntik dengan kondisi berbaring atau duduk di kursi yang nyaman.
Editor: Ariful Hakim
