Ceknricek.com -- Menteri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto meminta seluruh daerah untuk mengedepankan kearifan lokal dan pendekatan personal terhadap keluarga dalam menurunkan angka stunting di wilayahnya. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Meski setiap daerah berbeda-beda dalam menangani stunting, kita ingin mereka mengedepankan kearifan lokal untuk menekan angka tersebut.” ungkap Terawan, saat meninjau Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi (RSUDP) NTB di Mataram, Kamis (5/12), seperti dilansir dari Antara.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 27,6 persen atau sekitar 7 juta balita menderita stunting. Saat ditanya mengenai kasus stunting di setiap provinsi di Indonesia, Terawan tidak menampik bahwa di setiap provinsi memang ditemukan kasus tersebut. Meski demikian, kasus di setiap daerah berbeda-beda.
"Walau tidak sama dengan daerah lainnya, pendekatan kearifan lokal, pendekatan keluarga dan pola makan terhadap anak harus diperhatikan. Inilah cara pendekatan yang kita lakukan menurunkan stunting," katanya.
Selain sebagai program pokok yang harus segera dituntaskan untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul di tahun 2024, Terawan berharap lewat pendekatan kearifan lokal, kasus penanganan stunting dapat lebih inklusif terhadap masyarakat.
Baca Juga: Jokowi: 5 Tahun Lagi, Stunting Tinggal 14 Persen
Untuk diketahui, menurut data Departemen Kesehatan pada tahun 2017, data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR).
Foto: Istimewa
Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4 persen. Meski demikian sudah terjadi perbaikan satu tahun kemudian di mana prevalensi balita stunting turun menjadi 30,8 persen pada 2018.
"Ini target kita di masa yang akan datang, menekan dan menurunkan angka stunting, sehingga kalau ini turun berarti SDM dan tenaga kerja kita bagus, tapi kalau rendah maka SDM dan tenaga kerja kita tidak unggul," jelasnya.
BACA JUGA: Cek BIOGRAFI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.
Editor: Thomas Rizal