Oleh Redaksi Ceknricek.com
02/08/2025, 8:22 WIB
Ceknricek.com--Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengaku sedih dengan perpecahan di tubuh organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat. Hal itu dikatakan Meutya saat bertemu dengan para pemimpin redaksi media massa yang tergabung dalam organisasi Forum Pemred, Jum'at (7/2/25) di Restoran Meradelima, Jakarta Selatan.
Menurut Meutya, biasanya momen Hari Pers Nasional yang diadakan setiap tanggal 9 Februari menteri komunikasi ikut menghadiri. Namun kali ini pihaknya memutuskan untuk abstain karena kondisi yang belum memungkinkan.
"Kalau dibilang sedih ya sedih. Karena giliran saya jadi (menteri komunikasi) malah pecah,"kata Meutya.
Ke depannya, Meutya berharap ada solusi terbaik. Dari pihak Komdigi sendiri, menurut Meutya belum mengeluarkan sikap secara resmi. Karena Meutya masih percaya organisasi PWI bisa menyelesaikan masalahnya tanpa campur tangan dari pihak lain.
"Kami berharap kalangan pers bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Sejauh ini kami hanya bisa mengucapkan selamat hari pers nasional tapi belum bisa menghadiri secara fisik, karena kebetulan saya juga ada tugas di luar negeri"tandas Meutya.
Meski begitu, Meutya mengaku sudah menugaskan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria untuk menjembatani perbedaan pandangan dua kubu tersebut. Dalam perjalanan proses rekonsiliasi, Nezar sempat menginformasikan optimismenya setelah mempertemukan dua kubu.
"Tapi kemudian kembali deadlock. Kalau secara hukum sulit untuk dipersatukan, apakah menunggu dua duanya lelah dulu untuk kemudian akhirnya bisa duduk bersama, kita lihat nanti,"kata Meutya.
Tak hanya fakta soal dualisme kepemimpinan PWI Pusat, Meutya juga menanggapi keberatan organisasi pers diluar PWI, yang memutuskan untuk tidak ikut merayakan Hari Pers Nasional lantaran diadakan setiap tanggal 9 Februari. Meutya masih mencermati kondisi ini.
"Sebagai anak bawang saya ingin melihat dulu, apakah ada urgensinya merubah tanggal HPN agar masing masing pihak merasa terakomodasi. Ini harus kita kaji baik baik,"kata Meutya.
Selain terkait Hari Pers Nasional, bincang bincang santai dengan Meutya juga menyinggung banyak hal. Khususnya terkait kerja kerja yang sudah dilakukan jajarannya. Meutya misalnya menyinggung soal pentingnya perlindungan anak dari berbagai macam kejahatan di ruang digital. Dalam hal ini Kemkomdigi dan sejumlah pemangku kepentingan lainnya, sedang menyusun regulasi tersebut. Menkomdigi memperkirakan regulasi itu dapat rampung dalam waktu 1-2 bulan mendatang.
Meutya Hafid juga menyampaikan soal perbaikan regulasi mengenai pembukaan spektrum 6 GHz untuk WiFi. Menurutnya, pembukaan spektrum 6 GHz untuk Wi-Fi tidak hanya meningkatkan konektivitas, tetapi juga dapat memperkuat posisi Indonesia dalam bidang teknologi digital di kawasan Asia Tenggara.
Pertemuan Forum Pemred dan Komdigi ini menurut Meutya sebetulnya sudah diagendakan sejak lama. Namun karena ia sedang fokus mereorganisasi Kementerian Komdigi seturut perubahan nomenklatur di jajaran Kabinet Merah putih, ia baru bisa mengadakannya hari itu.
"Hampir 80 persen kita reorganisasi ulang agar postur kementerian bisa memenuhi harapan masyarakat. Itu butuh konsentrasi tinggi. Kabar baiknya, kita banyak memasukan kata media dalam penamaan struktur organisasi, agar teman teman di kementerian selalu ingat dan dekat dengan media,"kata Meutya.
Direktur jenderal Komunikasi Publik dan Media, Fifi Aleyda Yahya mengusulkan agar ajang pertemuan Forum Pemred dan Meutya Hafid diadakan secara berkala. "Bisa dua bulan sekali atau tiga bulan sekali. Karena banyak hal yang bisa kita dapatkan dengan pertemuan seperti ini,"kata mantan pembawa beria televisi nasional ini.
Editor: Ariful Hakim