Tol Trans Jawa Diharapkan Bisa Menurunkan Biaya Logistik | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Antara

Tol Trans Jawa Diharapkan Bisa Menurunkan Biaya Logistik

Ceknricek.com -- Kementerian Perhubungan mengungkapkan tiga faktor utama yang membebani biaya logistik nasional yang saat ini mencapai 24 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Ketiga faktor itu konektivitas transportasi, biaya intermoda, dan biaya inventori. Untuk itu, pembangunan infrastruktur diharapkan akan menjadi solusi dari beban biaya logistik nasional tersebut.

Salah satu infrastruktur yang diharapkan ialah Tol Trans Jawa. Pengoperasian tol ini diyakini bakal semakin membantu mengatasi permasalahan logistik yang kerap dihadapi pelaku dunia usaha. Tidak hanya menjadi jalur penghubung transportasi antar kota, Trans Jawa diharapkan pula dapat mengintegrasikan kawasan-kawasan industri yang sekarang sudah muncul seperti di Ngawi dan Nganjuk, serta penyambung destinasi wisata.

"Tol Trans Jawa akan memperlancar jalur logistik. Sehingga vendor, misalnya di Sidoarjo tidak perlu mendirikan pabrik di Karawang supaya bisa dekat dengan pabrik utama. Tol Trans Jawa akan memangkas biaya angkutan logistik dan mengurangi waktu tempuh pengiriman barang," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono seperti dikutip Antara, Senin (4/11).

Sekadar informasi, sebelumnya menurut Frost and Sullivan, biaya logistik di Indonesia termasuk yang tertinggi jika dibandingkan kawasan regional Asia. Dengan besaran mencapai 24 persen terhadap PDB, maka angka ini hanya sedikit lebih baik ketimbang Vietnam (20 persen) dan Thailand (15 persen).

Tol Trans Jawa Diharapkan Bisa Menurunkan Biaya Logistik
Sumber: Antaranews

Negeri seluas China saja berhasil menurunkan biaya logistik menjadi hanya 14 persen. Sementara itu Negeri Jiran Malaysia dan Filipina memiliki persentase sebesar 13 persen, sama dengan India. Adapun Taiwan dan Korea Selatan memiliki perbandingan biaya logistik terhadap PDB sebesar 9 persen, sementara Singapura dan Jepang menjadi yang paling kecil, yakni 8 persen.

Dengan diadakannya infrastruktur tol seperti Trans Jawa, maka diharapkan ada kepastian waktu tempuh, yang membuat investor ke depannya bisa membuat perhitungan rencana bisnis lebih matang. Hal ini dapat berimbas pada terbukanya lapangan pekerjaan di sekitar pusat perindustrian di setiap daerah.

Baca Juga: Tol Layang Jakarta-Cikampek II Akan Beroperasi Akhir November

“Fokus pembangunan Kementerian PUPR pada lima tahun ke depan adalah menghubungkan jalan tol yang akan dikoneksikan dengan kawasan-kawasan strategis seperti pelabuhan, bandara, kawasan industri, dan pariwisata. Meningkatnya konektivitas dengan kehadiran Tol Trans Jawa diharapkan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi kawasan dan menciptakan pusat-pusat ekonomi baru di Pulau Jawa,” ujar Basuki.

Saat ini sudah ada beberapa lahan untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru seperti di Ngawi dan Nganjuk. Konektivitas antar wilayah sendiri sangat dipengaruhi oleh pembangunan prasarana, sarana dan kualitas layanan transportasi.

Tol Trans Jawa Diharapkan Bisa Menurunkan Biaya Logistik
Sumber: Antara

Sebelumnya, Presiden Jokowi menargetkan pembangunan jalan tol terus berlanjut dengan target pembangunan jalan tol baru pada akhir tahun ini mencapai 1.070 kilometer. Dalam lima tahun ke depan, pemerintah berencana untuk menuntaskan ruas Tol Trans Sumatera yang memiliki panjang ruas 2.900 kilometer dengan penugasan PT Hutama Karya sepanjang 2.700 kilometer yang akan menghubungkan Aceh hingga Bakauheni.

Selain itu, ruas di Tol Trans Jawa akan tersambung hingga Banyuwangi, Jawa Timur, dan pekerjaan ruas tol di wilayah Jabodetabek yang diperkirakan mencapai 300 kilometer. Asal tahu saja, pembangunan jalan tol di Indonesia, sudah dimulai sejak era Presiden Soeharto pada tahun 1975, yakni dengan pembangunan Jalan Tol Jagorawi.

Jika dibandingkan dengan Malaysia yang mulai melakukan pembangunan di tahun 1985, saat ini negara itu sudah memiliki hampir 6.000 kilometer. Sementara China yang memulai pembangunan 13 tahun setelah Indonesia, sudah memiliki tol sepanjang 280.000 kilometer.

BACA JUGA: Cek BREAKING NEWS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait