Ceknricek.com -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memutuskan untuk tidak hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi Amerika dengan negara Asia Tenggara (ASEAN) dan Asia Timur yang akan diselenggarakan di Bangkok, Thailand, pada 3-4 November 2019. Sebagai gantinya, Trump menugaskan Staf Presiden untuk Urusan Keamanan Nasional, Robert C. O'Brien, sebagai utusan khususnya untuk menghadiri kedua KTT tersebut.
O'Brien akan didampingi Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross, yang akan menjadi perwakilan senior pemerintah Amerika pada forum tahunan Bisnis Indo-Pasifik yang kedua di Bangkok. Mendag Ross juga akan memimpin misi perdagangan eksekutif ke Thailand, Indonesia, dan Vietnam pada 3-8 November 2019.
Sumber: Reuters
Absennya Trump diperkirakan karena ia akan akan menghadiri forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik di Chili, 17 November mendatang. Trump disebut-sebut akan bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping untuk mengakhiri perang dagang antara kedua negara adidaya itu.
Keputusan Trump untuk tidak menghadiri KTT di Bangkok rupanya mengecewakan sejumlah pihak. Ketidakhadiran Presiden AS ke-45 itu menimbulkan pertanyaan tentang komitmen AS pada untuk kawasan tersebut, terutama setelah AS menarik diri dari perjanjian perdagangan Trans Pacific Partnership dengan 11 negara pada 2017.
Trump sebelumnya sempat menghadiri KTT AS-ASEAN di Manila, Filipina pada 2017. Meski demikian, pada tahun lalu, ia hanya mengutus Wakil Presiden AS, Mike Pence saat pertemuan dilaksanakan di Singapura.
Sebaliknya, pendahulu Trump, Presiden Barack Obama menghadiri setiap KTT AS-ASEAN dan Asia Timur mulai 2011, kecuali di tahun 2013 ketika pemerintahannya mengalami penutupan (goverment shutdown).
Baca Juga: Soal Pemakzulan Trump, Demokrat Adakan Pungutan Suara
Matthew Goodman, penasihat senior bidang ekonomi Asia di Washington’s Center for Strategic and International Studies, menyebut ketidakhadiran Trump di Bangkok adalah sesuatu yang serius.
“Seperti yang dikatakan Woody Allen, 80 atau 85 persen kehidupan adalah memperlihatkan diri. Hal itu berlaku di Indo-Pasifik. Jika Anda hadir, Anda mendapat pujian, apapun yang Anda katakan atau lakukan. Jika Anda tidak muncul, itu benar-benar masalah," katanya seperti dilansir Reuters, Rabu (30/10).
Sumber: Reuters
Hal senada diucapkan Amy Searight, pejabat senior pertahanan di era Obama dan sekarang menjadi penasihat senior di CSIS. Menurutnya, KTT AS-ASEAN merupakan forum dialog strategis utama untuk Asia-Pasifik, yang juga diikuti para pemimpin dari China, India, Jepang dan Korea Selatan serta 10 negara Asia Tenggara.
"Itu akan menjadi berita utama di kawasan itu, tidak ada pemimpin Amerika yang datang menghadiri pertemuan puncak bersama 17 pemimpin lain dari Indo-Pasifik. Saya pikir itu benar-benar menimbulkan pertanyaan, seberapa serius pemerintahan ini dalam strategi Indo-Pasifik Bebas dan Terbuka. Keandalan AS sebagai mitra strategis regional ini menjadi pertanyaan,” ucapnya.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.
Editor: Farid R Iskandar