Ceknricek.com -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menginginkan proses sidang pengadilan pemakzulan segera dilakukan di Senat. Sebelumnya, Ketua DPR AS (United States House of Representatives), Nancy Pelosi mengatakan dia tidak akan menyerahkan pemakzulan kepada Senat sampai dia mengetahui bagaimana Partai Republik yang mendominasi kursi Senat akan mengelola persidangan.
“Jadi setelah Demokrat tidak memberi saya proses, karena di DPR tidak ada pengacara, tidak ada saksi, tidak ada apa-apa, mereka sekarang ingin memberitahu Senat bagaimana menjalankan persidangan mereka,” tulis Trump pada akun Twitter-nya @realDonaldTrump, Kamis (19/12) pukul 16.16 waktu setempat.
Sumber: Twitter @realdonaldtrump
“Sebenarnya, mereka tidak memiliki bukti apa pun, mereka tidak akan pernah muncul. Mereka ingin keluar. Saya ingin persidangan segera!” tambah Trump.
Sekadar informasi, Presiden AS ke-45 itu dimakzulkan oleh DPR, Rabu (18/12). Trump dianggap menyalahgunakan kekuasaan dengan menekan Pemerintah Ukraina terkait dana bantuan keamanan. DPR juga menilai Trump telah menghalangi upaya penyelidikan Kongres.
Meski DPR yang didominasi oleh Partai Demokrat itu berhasil mengeluarkan keputusan untuk memakzulkan Trump, keputusan akhir Trump dilengserkan atau tidak dari jabatannya berada di Senat AS, yang saat ini masih didominasi oleh pendukung Trump dari Partai Republik.
Sementara itu, pada Kamis (19/12), para kandidat presiden dari Partai Demokrat selama sesi debat berjanji akan meyakinkan publik, yang saat ini terpecah, bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump memang pantas dimakzulkan untuk menjaga martabat dan kehormatan jabatan kepresidenan.
Menurut jajak pendapat yang dilakukan Thomson Reuters, kurang dari setengah masyarakat Amerika mengatakan mereka menginginkan Donald Trump dipecat. Hanya 44 persen masyarakat Amerika yang mengatakan mereka setuju dengan cara DPR menjalankan proses pemakzulan terhadap Trump sementara 41 persen lainnya menyatakan tidak setuju.
Adapun jumlah sampel dalam survei itu sebanyak 1.108 responden berusia 18 tahun ke atas, dengan 444 diantaranya adalah pendukung Demokrat, 439 merupakan pendukung Republik dan 119 mengaku netral (independen). Survei dilakukan pada 18 dan 19 Desember, mulai dilakukan sejam setelah keputusan DPR untuk memakzulkan Trump.
Sumber: Reuters
Kandidat presiden dari Demokrat, Senator Bernie Sanders menekankan bahwa pemakzulan itu merupakan masalah mendasar menyangkut praktik yang benar dan salah. Sanders adalah salah satu senator dalam debat itu yang akan menjadi juri persidangan Trump di Senat.
"Kita tidak bisa memiliki presiden dengan temperamen seperti itu, yang menghina martabat kepresidenan Amerika Serikat," kata Sanders seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Resmi, Trump Dimakzulkan DPR Amerika Serikat
Demokrat telah menekan para pemimpin kubu Republik di Senat agar mengumpulkan kesaksian dari para pembantu utama Trump, seperti penjabat kepala staf Gedung Putih, Mick Mulvaney dan mantan penasihat keamanan nasional Trump, John Bolton.
"Kalau Presiden Trump menganggap dirinya tidak bisa dimakzulkan, dia seharusnya tidak takut untuk mendatangkan para saksinya sendiri," kata Senator Amy Klobuchar.
Dalam kesempatan terpisah, salah satu lawan sekaligus kawan politik Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin justru menilai pemakzulan Trump seperti dibuat-buat. Putin, yang berbicara saat konferensi pers akhir tahun, menuturkan bahwa ia berharap Trump mengikuti prosesnya dan tetap menjabat.
Sumber: Reuters
"Tidak mungkin mereka ingin menghilangkan kekuasaan wakil dari partai mereka. Berdasarkan apa? Menurut saya, alasannya yang sungguh tidak wajar,” kata Putin.
"Ini adalah lanjutan dari perselisihan intra-politik AS, di mana satu partai yang kalah dalam pemilu, Partai Demokrat, berupaya mencapai kemenangan dengan menggunakan metode dan cara yang lain. Mereka sebelumnya menuduh Trump berkonspirasi dengan Rusia. Kemudian faktanya tidak ada konspirasi dan bahwa itu tidak dapat menjadi dasar untuk pemakzulan,” ujar Putin.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini
Editor: Farid R Iskandar