Ceknricek.com -- August Parengkuan telah tiada. Wartawan senior yang pernah menjabat Duta Besar RI untuk Italia itu mengembuskan nafas terakhir, di RS Medistra, Jakarta, Kamis (17/10), pukul 05.50 WIB. Mendiang wafat dalam usia 76 tahun.
August Parengkuan boleh disebut salah satu "Ikon" Harian Kompas. Ia adalah angkatan pertama saat harian itu terbit pertama kali, 28 Juni 1965.
Sejumlah catatan tentang dirinya menulis, August berangkat Ujungpandang ke Jakarta untuk mencari pamannya yang bekerja di Departemen Luar Negeri. Namun ia akhirnya tertarik bergabung dengan Harian Kompas karena bakatnya menulis sejak masa bersekolah di SMA di Sulawesi Selatan.
Sumber: Istimewa
Karier August termasuk cemerlang. Ia terjun dalam berbagai ragam liputan, mulai konflik Cekoslowakia, perang US-Afghanistan, pergolakan Papua Nugini, sampai mendahului aneksasi militer Indonesia ke Timor-Timur.
August dikenal juga sebagai "Wartawan Istana" karena harus selalu meliput kegiatan Presiden Soeharto. Meski memiliki garis wajah keras dengan kumis tebal, August dikenal berpembawaan santun, rendah hati, dan seorang pendengar yang baik.
Pilar Kompas
Lahir di Surabaya, Jawa Timur, 1 Agustus 1943, August mengawali kariernya sebagai wartawan Kompas (1965-1981), redaktur bidang politik, wakil redaktur pelaksana (1989-1990), dan redaktur pelaksana (1990-1992). Ia kemudian menjabat sebagai wakil pemimpin redaksi Kompas (1992-1993), redaktur eksekutif merangkap wakil pemimpin redaksi Kompas (1993-2000).
August kemudian menjadi Direktur komunikasi KKG (Kelompok Kompas Gramedia) pada 2000, presiden direktur TV7 (2001), dan wakil presiden senior KKG (2002) sebelum akhirnya ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Duta Besar RI untuk Italia, 3 September 2012. August juga merangkap sebagai Dubes untuk Malta, Siprus, dan organisasi PBB yang berbasis di Roma (ibu kota Italia) seperti Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).
Sumber: Comune.roma.it
Baca Juga: Mendiang August Parengkuan Dalam Kenangan
Di mata Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Budiman Tanuredjo, August merupakan pilar dan tulang punggung Kompas bersama dengan Jakob Oetama, terutama di era Orde Baru ketika negara mengendalikan media. Saat ini, ada soal surat izin usaha penerbitan pers, ada ancaman bredel, dan ancaman banyak pihak.
Sumber: Istimewa
"Pak August bersama Pak Jakob inilah yang selalu berinteraksi dengan pemerintah, militer, Menteri Penerangan, dan yang membawa Kompas bisa survive sampai sekarang 54 tahun itu pada masa-masa Orde Baru. Ia adalah sosok yang cukup hebat dan dikenal sebagai pelobi ulung," kata Budiman seperti dilansir kompas.com.
Duta Besar
August pada akhirnya memang tercatat sebagai salah seorang wartawan yang diangkat menjadi duta besar. Ia mengikuti jejak tokoh pers pendahulunya. August menjadi wartawan kesembilan yang menempati posisi Duta Besar RI semenjak Indonesia merdeka.
Sumber: Detik
B.M. Diah merupakan wartawan pertama yang dilantik menjadi Duta Besar RI untuk Cekoslowakia dan Hungaria tahun 1959. Setelah itu Adam Malik menjadi Dubes RI untuk Uni Soviet dan Polandia tahun 1962, dan bahkan menjadi Menteri Luar Negeri dan Wakil Presiden RI.
Setelah itu berturut-turut Sabam Siagian untuk Australia tahun 1987. Dajafar Assegaf untuk Vietnam (1993) - sebelumnya H. Rosihan Anwar yang ditawari Presiden Suharto untuk jabatan itu, namun menolak atas dasar alasan keluarga. Hazairin Pohan, SH MA, mantan wartawan harian Waspada Medan yang menjadi Duta Besar Indonesia Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik Polandia (2006).
Selanjutnya wartawan Majalah Tempo Salim Said menjadi Duta Besar RI di Republik Ceko tahun 2007. Wartawan Majalah Tempo, Susanto Pujomartono, diangkat sebagai Dubes RI untuk Russia (2003-2008), dan Joko Susilo, anggota Komisi 1 DPR RI, yang mantan wartawan Jawa Pos diangkat menjadi Duta Besar RI untuk Austria tahun 2010.
Kini August Parengkuan telah tiada. Saat ini, jenazahnya disemayamkan di Rumah Duka RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Hingga berita ini ditulis, belum diketahui secara pasti kapan dan di mana mendiang akan dikebumikan. (Ed: FRI)
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini