Garuda Indonesia Rombak Susunan Direksi dan Komisaris | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto : Istimewa

Garuda Indonesia Rombak Susunan Direksi dan Komisaris

Ceknricek.com -- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. punya susunan direksi dan komisaris baru. Perubahan tersebut menyeruak dari Rapat Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel Pullman Jakarta, Rabu (24/4). Rapat dihadiri/diwakili oleh pemegang 23.198.881.734 lembar saham atau 89,62 persen dari keseluruhan pemegang saham Garuda. RUPS Tahun 2019 ini merupakan kedelapan kalinya yang diselenggarakan perseroan sejak melaksanakan IPO, Februari 2011.

Sumber : Airmagz

Mengutip siaran pers yang diterima redaksi, Rabu (24/4), VP Corporate Secretary Garuda Indonesia, M. Ikhsan Rosan mengatakan, sejalan dengan dinamika industri penerbangan yang semakin kompetitif, akselerasi bisnis perusahaan juga turut harus dikembangkan. Melalui struktur manajemen baru diharapkan dapat mendukung upaya perseroan dalam mengakselerasi kinerja bisnis yang dijalankan.

Manajemen Garuda Indonesia berterima kasih kepada jajaran direksi dan komisaris periode sebelumnya atas segala dedikasi yang telah diberikan kepada perusahaan selama ini dalam mendukung upaya perusahaan menghasilkan output bisnis yang sustainable.

Sesuai keputusan RUPST, maka dilakukan pemberhentian dengan hormat terhadap I Wayan Susena sebagai Direktur Teknik dan Nicodemus Panarung Lampe sebagai Direktur Layanan, serta penyesuaian struktur direksi baru yang akan bertugas mendampingi Direktur Utama.

Dengan demikian, maka susunan Direksi Garuda Indonesia sesuai hasil RUPST adalah Direktur Utama, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra; Direktur Operasi, Capt. Bambang Adisurya Angkasa; Direktur Teknik & Layanan, Iwan Joeniarto; Direktur Human Capital, Heri Akhyar; Direktur Niaga, Pikri Ilham Kurniansyah; Direktur Kargo & Pengembangan Usaha,  Mohammad Iqbal; Direktur Keuangan & Manajemen Risiko, Fuad Rizal

Susunan Komisaris

Sesuai dengan mata acara ke-7 RUPST 2019, susunan Dewan Komisaris Garuda Indonesia juga mengalami perubahan dengan dilakukannya pemberhentian dengan hormat kepada Agus Santoso sebagai Komisaris Utama/ Komisaris Independen. Chairal Tanjung, Dony Oskaria, Muzaffar Ismail, dan Luky Alfirman sebagai komisaris, serta masuknya sejumlah nama baru dan diangkatnya kembali Chairal Tanjung sehingga komposisi dewan komisaris menjadi sebagai berikut.

Komisaris Utama, Sahala Lumban Gaol; Komisaris Independen, Herbert Timbo P. Siahaan; Komisaris Idependen, Insmerda Lebang; Komisaris Independen, Eddy Porwanto Poo; Komisaris, Chairal Tanjung.

RUPST Garuda juga menyetujui Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2018, Pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan serta Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018, sekaligus pemberian pelunasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan selama Tahun Buku yang berakhir pada 31 Januari 2018.

Disetujui juga Penetapan Penggunaan Laba Bersih Tahun Buku 2018. Penetapan tantiem untuk anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan Tahun Buku 2018 dan Remunerasi untuk anggota Direksi dan Dewan Komisaris Tahun Buku 2019. Penunjukan Kantor Akuntan Publik Untuk Mengaudit Laporan Keuangan Perseroan serta Laporan Keuangan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2019.

Begitu pun dengan Laporan Penggunaan Dana Penawaran Umum Saham Perdana yang sifatnya pelaporan sehingga tidak terdapat tanya jawab dan keputusan. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan; khusus untuk Pasal 1 Ayat 1 mengenai perubahan nama perseroan dari yang sebelumnya bernama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Penerbangan Garuda Indonesia (Persero) Tbk. atau yang disingkat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menjadi PT Garuda Indonesia Tbk., dan Perubahan Pengurus Perusahaan.

Kinerja Positif

Garuda Indonesia Group mencatatkan kinerja positif berkelanjutan selama kuartal 1-2019. Garuda Indonesia membukukan laba bersih (net income) sebesar US$19,7 juta tumbuh signifikan dari rugi US$64.3 juta di kuartal 1-2018 . Pertumbuhan laba tersebut sejalan dengan peningkatan pendapatan usaha perseroan yang tumbuh sebesar 11,9 persen menjadi US$1,09 miliar.

Kinerja positif tersebut turut ditunjang oleh lini pendapatan layanan penerbangan berjadwal sebesar US$924,9 juta, tumbuh sebesar 11,6 persen dibandingkan periode yang sama di kuartal 1-2018. Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan signifikan pada kinerja ancillary revenuedan pendapatan anak usaha lainnya sebesar 27,5 % dengan pendapatan mencapai US$171,8 Juta.

Outlook kinerja positif yang dicapai perseroan sejalan dengan strategi bisnis jangka pendek Garuda Indonesia bertajuk “Quick Wins Priorities” dalam menunjang akselerasi bisnis perusahaan yang berfokus pada tiga hal. Yakni, transformasi budaya perusahaan melalui pengembangan SDM, proses, dan teknologi; peningkatan pendapatan; dan terakhir, memperbaiki struktur biaya namun tetap memprioritaskan pelayanan kepada pelanggan.



Berita Terkait