Oleh Redaksi Ceknricek.com
02/17/2022, 15:36 WIB
Ceknricek.com -- Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di Bogor pada Rabu (16/2/22) pukul 22.10 WIB, yang berdampak pada Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat terendam banjir.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari menjelaskan, higga hari ini banjir masih merendam ribuan rumah warga.
Dia menerima laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor yang menginformasikan debit air Sungai Cileungsi meluap akibat hujan tersebut.
"Saat banjir berlangsung, tinggi muka air terpantu sekitar 130 hingga 160 sentimeter. Banjir ini berdampak pada sejumlah rumah dan fasilitas umum," kata Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya pada Kamis siang (17/2/22).
Abdul Muhari merinci, data BPBD mencatat 3.052 KK atau 11.208 jiwa terdampak dan tidak ada laporan korban jiwa.
"Selanjutnya, sebanyak 3.200 unit rumah terdampak serta beberapa fasilitas umum lain, di antaranya fasilitas pendidikan 3 unit dan tempat ibadah 6 unit," paparnya.
Lebih lanjut, Abdul Muhari memastikan respon BPBD setempat hingga saat ini telah melakukan koordinasi dengan pihak desa maupun kecamatan untuk pendataan. Selain itu, juga melakukan pemantauan tinggi mata air (TMA) dan berkoordinasi dengan Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) terkait penyebaran peringatan dini waspada banjir.
"Selama penanganan darurat berlangsung, personel TNI, Polri, dinas terkait serta relawan turut membantu dalam memastikan keselamatan warga," imbuhnya.
Abdul Muhari mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga dalam mengantisipasi maupun menghindari risiko bahaya banjir.
"Berbagai upaya dapat dilakukan secara kolektif, seperti membersihkan secara gotong royong saluran air atau pun mempersiapkan tempat evakuasi sementara yang aman dengan penerapan protokol kesehatan," harapnya.
"Masyarakat dapat memperkuat diseminasi informasi melalui jaringan komunikasi digital maupun menggunakan telekomunikasi frekuensi radio sebagai sarana informasi awal peringatan dini sehingga dapat menjadi pertimbangan langkah yang dapat diambil dalam hal kesiapsiagaan," tutup Abdul Muhari. (Rmol.id)
Baca juga: Sungai Ciberes Meluap, Tiga Desa di Cirebon Terendam Banjir
Editor: Ariful Hakim