Alex Morgan dan Megan Rapinoe, Striker Timnas Putri AS Raih Prestasi Sekaligus Kontroversi  | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Daily Star

Alex Morgan dan Megan Rapinoe, Striker Timnas Putri AS Raih Prestasi Sekaligus Kontroversi 

Ceknricek.com -- Digelaran Piala Dunia 2019, timnas Amerika Serikat (AS) menjuarai piala dunia wanita 2019 setelah mencukur Belanda 2 gol tanpa balas. Dua striker timnas AS Alex Morgan dan Megan Rapinoe menjadi bintang dan sorotan dalam gelaran Piala Dunia Wanita 2019.

Titel individu diraih dua striker-nya, Alex Morgan dan Megan Rapinoe. Alex Morgan meraih Sepatu Perak setelah mengoleksi enam gol di sepanjang Piala Dunia 2019. Di sisi lain, Megan Rapinoe memborong dua gelar sekaligus, yakni Sepatu Emas atau Golden Boot dan Bola Emas.

Pemain berusia 34 tahun itu dinobatkan sebagai top skor lewat koleksi tujuh gol atau unggul satu gol atas Alex Morgan.

Selain berprestasi, kedua striker timnas putri Amerika Serikat itu juga terkenal dengan kontroversi yang mereka timbulkan.

Megan Rapinoe dikenal dengan komentar-komentar kontroversialnya. Khususnya, saat dia menyatakan tidak akan memenuhi undangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk ke Gedung Putih jika timnya menjuarai Piala Dunia.

Sumber: FOX Sports Asia

Sementara itu, Alex Morgan menuai kontroversi karena gaya selebrasi "minum teh" yang dia lakukan pada laga semifinal melawan timnas Inggris, Selasa (2/7) atau Rabu dini hari WIB.

Setelah mencetak gol ke gawang Singa Betina--julukan timnas putri Inggris--Morgan melakukan selebrasi dengan gestur bak orang minum teh.

Aksinya itu kemudian dikaitkan dengan tuduhan menghina Inggris, negara yang juga membudayakan minum teh.

Apalagi, kemenangan AS atas Inggris hanya berselang dua hari sebelum hari kemerdekaan AS yang jatuh pada 4 Juli.

Sejarah kemerdekaan AS memuat sebuah peristiwa yang dikenal dengan nama "Boston Tea Party".

Akan tetapi, Morgan menampik bahwa selebrasi "minum teh" itu dia lakukan untuk menghina Inggris.

Menurutnya, selebrasi itu dilakukan karena terinspirasi dari bintang film Game of Thrones, Sophie Turner, di Instagram Stories.

"Selebrasi saya sebenarnya lebih soal, 'Inilah tehnya', yang menyatakan sebuah cerita, menyebarkan berita," kata kata Morgan, dilansir ESPN.

"Sophie Turner cukup sering melakukan itu. Dia adalah aktris favorit saya. Jadi, ini sama sekali bukan untuk menyerang Inggris," ucap pesepakbola berusia 30 tahun itu.

Morgan juga menyatakan, kritik tajam yang diarahkan kepadanya karena selebrasi "minum teh" itu justru menunjukkan adanya diskriminasi bagi pesepakbola pria dan perempuan.

Menurutnya, pria lebih memiliki kebebasan luas untuk berselebrasi. Lain halnya dengan wanita yang terikat dengan norma-norma kesopanan.

"Saya merasa ada standar ganda untuk perempuan di olahraga agar kami merasa seperti kami harus rendah hati atas kesuksesan kami. Kami boleh berselebrasi, tapi tidak berlebihan atau dengan gaya minimalis," tutur dia.



Berita Terkait