Ceknricek.com - Anang Hermansyah selaku anggota Komisi X DPR RI turut prihatin atas tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara pada hari Senin (18/6/2018) lalu.
Kabasarnas Marsyda M Syaugi sebelumnya menyebut kendala pencarian tim di dalam air karena kedalaman danau dan minimnya cahaya. Tim pencari juga ditunjang alat remotely operated underwater vehicle (ROV) portable atau robot penyelam.
Hingga saat ini, ada 18 orang selamat yang ditemukan. Sedangkan tiga orang penumpang ditemukan meninggal dunia.
"Saya sangat prihatin atas tragedi ini. Langkah pertama yang harus segera dilakukan adalah evakuasi para korban yang hingga saat ini belum ditemukan," ujar Anang disela-sela kunjungannya di New York, Amerika Serikat, Rabu (20/6).
Suami Krisdayanti ini menyayangkan karena Danau Toba adalah salah satu dari 10 'New Bali' yang dicanangkan oleh pemerintah. Anang Hermansyah mengatakan dari tahun 2016, Danau Toba sudah dikelola oleh badan khusus yakni Badan Otoritas Pengelola Pariwisata Danau Toba.
"Berdasarkan Perpres No 49/2016, Danau Toba dikelola oleh badan khusus," ucap Anang.
Anang Hermansyah mengungkapkan ada tiga tugas pokok dari Badan Otoritas Pengelola Pariwisata Danau Toba. Pertama adalah penyusunan masterplan pengembangan kawasan Danau Toba, lalu percepatan koordinasi master plan, serta terakhir pengelolaan kawasan Danau Toba yang seluas 500 hektar.
"Tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun semestinya tidak boleh terjadi, jika pengelolaan kawasan Danau Toba telah berjalan dengan baik dan efektif. Setidaknya, keamanan para wisatawan merupakan yang utama, safety first," kata Anang.
Anang Hermansyah berharap agar tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun tidak terjadi lagi. Di samping itu, sejumlah pihak terkait bisa mengantisipasi dan melakukan koreksi serta perbaikan pengelolaan di kawasan Danau Toba.
"Badan Otorita Pengelolaan Pariwisata Danau Toba harus melakukan evaluasi dan koreksi di internal. Ingat, badan ini berdasarkan Perpres yang artinya terkait dengan politik kebijakan Presiden, kecepatan kerja badan ini harus lebih cepat," tutup Anang Hermansyah.
Jumlah korban KM Sinar Bangun masih simpang siur karena tidak ada manifes penumpang. Tapi dari laporan di posko, tercatat ada 192 orang yang dilaporkan pihak keluarga, hilang.