Arti Mulia dari  Ketupat | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Ketupat yang dijual di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. (Foto: Ambrosius/Ceknricek.com)

Arti Mulia dari  Ketupat

Ceknricek.com - Ketupat atau kupat mejadi sajian khas pada saat lebaran.Menurut H.J. de Graaf dalam Malay Annual, ketupat merupakan simbol perayaan hari raya Islam pada masa pemerintahan Demak yang dipimpin Raden Patah awal abad ke-15.

De Graaf menduga kulit ketupat yang terbuat dari janur berfungsi untuk menunjukkan identitas budaya pesisiran yang ditumbuhi banyak pohon kelapa. Warna kuning pada janur dimaknai oleh de Graff sebagai upaya masyarakat pesisir Jawa untuk membedakan warna hijau dari Timur Tengah dan merah dari Asia Timur.

Sunan Kalijaga pertama kali membudayakan ketupat sesudah hari lebaran itu sendiri berlalu. Hari itu disebut sebagai Bakda Kupat. Bakda Kupat bermaksud seminggu sesudah hari raya atau lebaran. Pada hari Bakda Kupat tersebut, masyarakat Jawa  membuat ketupat kemudian  akan diberi kepada mereka yang lebih tua sebagai simbol kesatuan dan jalinan silaturrahim.

Kupat dipercaya memiliki arti yang sangat mulia. Ketupat atau kupat berarti mengakui kesalahan.  Anyaman janur melambangkan dosa manusia, sementara warna putih beras adalah simbol pengampunan. Ketupat juga populer di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.  

Sangat mudah menemukan penjual ketupat di kala bulan Ramadan dan Lebaran. Ketupat pada umumnya berbentu jajar genjang, tapi ketupat sari menyerupai segitiga sama sisi. Ketupat sidapurna  menyerupai huruf P terbalik, dan ketupat tumpeng  menyerupai kerucut.

Salah satu penjual, yang ditemui di kawasan Tamah Abang, menyatakan ia telah membuat ketupat dari 2002. “Biasanya pembeli ibu-bu rumah tangga dan penjual ketoprak. Pesanan berkisar dari 400 sampai seribu ketupat per hari,” kata Among, salah satu penjual kepada Ceknricek.com. Kadang ia menjual sekaligus banyak, misalnya 200 ketupat bisa dijual sebesar Rp100.000.



Berita Terkait