Oleh Redaksi Ceknricek.com
06/19/2023, 9:17 WIB
Ceknricek.com---Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah Senin pagi tercatat menguat dan makin mendekati Rp 15.000. Dolar AS tercatat menguat 33 poin ke level Rp 14.979.
Mengutip data RTI, Senin (19/6/23) dolar AS berada di level tertinggi Rp 14.979 dan terendah Rp 14.946. Mata uang negara adidaya ini mengalami penguatan dalam satu minggu yaitu 0,92%. Dolar AS hari ini menguat terhadap seluruh mata uang di Asia dan beberapa negara di Eropa.
Nilai tukar dolar AS terhadap yuan China menguat 0,21%. Lalu dolar AS terhadap yen Jepang menguat 0,05% dan terhadap dolar Singapura menguat 0,14%. Terhadap dolar Australia menguat 0,23%. Lalu terhadap Euro menguat 0,02% dan terhadap Poundsterling stagnan.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan pada perdagangan Jumat dolar AS mengalami penguatan, rebound setelah kerugian Kamis malam yang kuat menyusul data ekonomi yang lemah, sementara Bank of Japan mempertahankan suku bunga pada tingkat yang sangat rendah.
Dolar mendapat dorongan di awal minggu lalu ketika Federal Reserve AS memperkirakan setidaknya dua kenaikan lagi tahun ini, meskipun menghentikan serangkaian kenaikan suku bunga, karena inflasi terus berada di atas kisaran target bank sentral.
"Tetapi sejumlah pembacaan ekonomi AS yang lemah, termasuk produksi industri yang melambat dan penjualan ritel yang lesu, menimbulkan pertanyaan tentang seberapa tinggi Fed dapat menaikkan suku bunga," kata Ibrahim.
Dia menjelaskan Bank sentral Jepang juga terus menjadi sangat akomodatif setelah pertemuan bank sentral utama terakhir dari minggu yang padat, dengan Bank of Japan mengulangi sikap dovishnya yang bertentangan dengan kebijakan hawkish yang diambil oleh rekan-rekan secara global.
Bank sentral Jepang mempertahankan target suku bunga jangka pendek -0,1% dan mengisyaratkan akan terus mengizinkan imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun untuk diperdagangkan dalam kisaran ketat 0,5% hingga negatif 0,5%.
Sementara itu dari Eropa, Presiden ECB Christine Lagarde menindaklanjuti dengan menyatakan pada konferensi pers berikutnya bahwa kenaikan suku bunga lain di bulan Juli sangat mungkin terjadi dan bahwa bank sentral masih memiliki "dasar untuk menutupi" untuk mencegah inflasi yang tinggi.
Dengan mengingat hal ini, pembacaan akhir indeks harga konsumen zona euro bulan Mei akan dirilis di akhir sesi, dan diperkirakan akan menunjukkan bahwa indeks mencapai 6,1% secara tahunan, turun dari 7,0% bulan sebelumnya. Namun, IHK inti, yang tidak termasuk harga energi dan pangan yang mudah berubah, kemungkinan akan terbukti lebih sulit dijinakkan, dan terlihat turun menjadi 5,3% dari 5,6%.
Editor: Ariful Hakim