Ceknricek.com -- Kementerian Sosial melalui Balai Disabilitas Melati Jakarta menyelenggarakan Kegiatan Moneva Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) bagi penyandang disabilitas sensorik rungu wicara sebagai bahan acuan penyempurnaan program mereka di tahun 2021.
Sekretaris Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial, Idit Supriadi Priatna mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari di Ruang Rapat Balai Melati Jakarta.
"Kegiatan berlangsung selama 2 hari sejak tanggal 7-8 Desember 2020, diikuti peserta kegiatan berjumlah 20 orang terdiri dari unsur pejabat struktural, fungsional pekerja sosial, terapis wicara, fungsional umum, dan perwakilan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) yang menangani penyandang disabilitas rungu wicara di wilayah DKI Jakarta," tulis Idit Supriadi dalam siaran tertulis yang diterima Rabu, (9/12/20).
Idit menuturkan evaluasi program itu mencoba mengkritisi instrumen yang digunakan Balai Melati untuk mendapatkan feedback sebagai perbaikan program balai. Selain itu hal-hal baik dan kekurangan apa saja yang harus dikembangkan.
“Tiap tahun Kementerian Sosial menghimbau percepatan realisasi anggaran tiap UPT untuk mengetahui pencapaian target. Silahkan dievaluasi apa penyebab hambatan percepatan realisasi anggaran di Balai Melati. Rencanakan program yang realistis sehingga optimalisasi penyerapan anggaran dapat terlaksana dengan baik”, tulis Idit.
Sumber: Istimewa
Sementara itu, Kepala Balai Melati Jakarta, Puti Chairida Anwar dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan Moneva merupakan upaya pengendalian, pengawasan dan proses analisa terhadap hasil pelaksanaan program-program balai selama tahun 2020 yang nantinya dijadikan bahan acuan penyempurnaan program di tahun 2021 untuk meningkatkan kualitas layanan ATENSI balai.
Lebih lanjut, Meiti Subardhini, Lektor Kepala Poltekkesos Bandung yang menjadi narasumber kegiatan Moneva menyampaikan materi mengenai urgensi pelaksanaan Moneva dalam penyelenggaraan ATENSI.
“Balai Melati harus melakukan monitoring untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana. Evaluasi dilakukan untuk menilai ketercapaian tujuan kegiatan ATENSI dan sebagai dasar untuk menyusun rencana berikutnya. Moneva harus dilaksanakan mengacu pada prinsip orientasi pada tujuan, memperhatikan azas manfaat, mengacu pada kriteria keberhasilan dan dilakukan secara obyektif”, ujar Meiti.
Kemudian, Programme Officer United Nations Office on Drugs and Crime_ (UNODC), Narendra Narotama didaulat sebagai narasumber yang menyampaikan materi mengenai Program Peningkatan Keterampilan Keluarga untuk Mencegah Dampak Negatif Sosial.
Meski menangani permasalahan sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA, UNODC memiliki treatment serupa dalam memberikan penguatan kepada keluarga agar mampu memaksimalkan tumbuh kembang anak yang mengalami permasalahan sosial. Melalui zoom meeting, Narendra menyampaikan bahwa program-program UNODC dapat diadopsi oleh Balai Melati.
“Program penguatan keluarga yang dilaksanakan UNODC bisa dispesifikasi sesuai sasaran layanan balai. Kami bersedia memberikan bimbingan teknis bagi para pendamping di Balai Melati dan membuka peluang kerjasama program”, ujar Narendra
Baca juga: Mensos: Penyandang Disabilitas Punya Hak yang Sama dan Dijamin Undang-Undang
Baca juga: Kisah Penyandang Disabilitas Ditangani Kemensos