Ceknricek.com -- Balas dendam Iran terhadap Amerika Serikat (AS) membuat pasar keuangan ikut bergejolak. Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang hari memerah, begitu pula dengan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS.
Pada perdagangan Rabu (8/1) IHSG ditutup melemah 53,66 poin atau 0,85 persen ke posisi 6.225,69. Sejak dibuka, IHSG tak mampu beranjak dari teritori negatif hingga penutupan perdagangan saham. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 9,19 poin atau 0,91 persen menjadi 1.014,64.
Secara sektoral, hampir semua sektor mengalami kontraksi. Sektor industri dasar turun paling dalam 2,15 persen, diikuti sektor perdagangan, properti dan pertanian masing-masing turun 1,02 persen, 1,07 persen dan 1,55 persen. Sementara itu, sektor pertambangan menjadi satu-satunya sektor yang naik hari ini yaitu 0,19 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp17,59 miliar. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 479.162 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,82 miliar lembar saham senilai Rp6,69 triliun. Sebanyak 104 saham naik, 304 saham menurun, dan 131 saham tidak bergerak nilainya.
Baca Juga: Trump: Serang AS, Iran Akan Tanggung Akibatnya
Sebagai pembanding, bursa saham regional Asia lainnya juga turut memerah antara lain indeks Nikkei melemah 370,96 poin atau 1,57 persen ke 23.204,76, indeks Hang Seng melemah 234,14 poin atau 0,83 persen ke 28.087,92, dan indeks Straits Times melemah 5,74 poin atau 0,18 persen ke posisi 3.242,12.
Senada dengan IHSG, kurs rupiah juga ditutup di zona merah. Menurut data dari Bloomberg, pada penutupan Rabu (8/1), rupiah ditutup turun 0,16 persen dari perdagangan sehari sebelumnya menjadi Rp 13.900 per dolar AS. Kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga melemah 0,11 persen ke Rp 13.934 per dolar AS.
Pergerakan rupiah hari ini sejalan dengan sejumlah mata uang Asia lainnya. Hanya baht Thailand, yuan China serta dolar Hong Kong yang berhasil menguat, sedangkan won Korea menjadi mata uang di kawasan yang paling besar koreksinya setelah turun 0,37 persen, di susul ringgit Malaysia yang melemah 0,24 persen lalu rupiah.
BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.