Bapak Aljabar Al-Khawarizmi, Cendekiawan Muslim Penemu Angka Nol | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Sumber: Kompasiana.com

Bapak Aljabar Al-Khawarizmi, Cendekiawan Muslim Penemu Angka Nol

Ceknricek.com -- Ia adalah salah satu tokoh Islam yang terkenal memiliki pengetahuan yang luas. Tak hanya di bidang syariat, namun juga bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia.

Ia adalah Muhammad Ibn Musa Al khawarizmi atau lebih dikenal dengan nama Al-Khawarizmi. Lewat karyanya al-Jabr wa al-Muqobalah,  dunia ilmu pengetahuan memberi ia gelar “Bapak Aljabar”.

Kiprah Al-Khawarizmi

Tidak banyak kisah detail tentang kehidupan masa kecil Khawarizmi. Tempat lahirnya pun masih mengundang perdebatan hingga sekarang. Menurut sejarawan Ibn al-Nadim, Khwarizmi lahir di Khwarezm, daerah yang dulu merupakan kawasan Persia. Di era modern, kawasan ini menjadi Khiva, Uzbekistan.

Ada pula yang menyebut Khwarizmi lahir di Qutrubbull, sebuah daerah di antara Sungai Tigris dan Eufrat, tak jauh dari Bagdad. Khwarizmi disebut lahir pada tahun 780M. Tak hanya perkara tempat lahir, soal kepercayaan Khwarizmi pun banyak mengundang perdebatan.

Sumber: utakatikotak.com

Gerald Toomer dalam Dictionary of Scientific Biography menyebut Khwarizmi menyandang julukan al-Majusiyy, alias Majusi. Ini adalah sebutan untuk penganut agama Zoroastrianisme. Teori yang merujuk pada sejarawan al-Tabari ini masuk akal. Sebab agama Zoroastrianisme ini memang tumbuh pesat di Persia, sebelum akhirnya perlahan memudar saat tentara muslim menguasai Persia pada 651 di bawah komando Umar Bin Khattab.

Namun, teori Toomer ini dibantah oleh Roshdi Rashed dalam artikel al-Khwarizmi's Concept of Algebra (dimuat dalam buku Arab Civilization: Challenges and Responses, 1988). Menurut Roshdi, Toomer salah memahami tata bahasa al- Tabari. Sewaktu diminta mengumpulkan nama astronom, al-Tabari menulis Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi al-Majusi al-Qutrubbulli.

Menurut Roshid, itu adalah nama dua orang, yakni al-Khwarizmi dan al-Majusi "Seharusnya ini tak perlu dibahas jika tak ada beberapa kesalahan terkait biografi dan penjelasan tentang al-Khwarizmi, termasuk asal-usul ilmunya," tulis Rashid. Ia juga menyebut bahwa Toomer "dengan percaya diri dan naif membuat bangunan kisah fantasi yang salah besar." Meski demikian, tak ada yang menyangkal bahwa Khwarizmi lahir di era yang tepat.

Saat itu, Harun al-Rashid menjadi khalifah kelima dari dinasi Abbasiyah. Harun memerintah dari Bagdad. Ia menjadikan Bagdad sebagai pusat pemerintahan, juga episentrum ilmu pengetahuan. Saat Harun meninggal pada 809, anaknya, al-Ma'mun mewarisi tampuk kekuasaan setelah perang saudara melawan kakaknya. Ma'mun juga mewarisi kecintaan terhadap ilmu pengetahuan. 

Al-Khawarizmi menekuni hampir seluruh pekerjaannya antara 813-833 M. Setelah Islam masuk ke Persia, Baghdad menjadi pusat ilmu dan perdagangan, dan banyak pedagang dan ilmuwan dari Cina dan India berkelana ke kota ini. Al-Khawarizmi bekerja di Baghdad pada Sekolah Kehormatan yang didirikan oleh Khalifah Bani Abbasiyah Al-Ma’mun, tempat ia belajar Ilmu Alam dan Matematika, termasuk mempelajari terjemahan manuskrip Sanskerta dan Yunani,. 

Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India (Hindu) dan cara- cara perhitungan India pada dunia Islam. Beberapa cabang ilmu dalam Matematika yang diperkenalkan oleh Al Khawarizmi seperti: Geometri, Aljabar, Aritmatika dan lain-lain. Geometri merupakan cabang kedua dalam Matematika. Isi kandungan yang diperbincangkan dalam cabang kedua ini ialah asal-usul geometri dan rujukan utamanya ialah Kitab al- Ustugusat (The Element) hasil karya Euclid.

Karya-Karya

Karya Al-Khawarizmi dalam bidang ilmu pengetahuan sangat banyak. Hal ini karena ia adalah salah satu tokoh ilmuwan Islam yang sangat diakui kejeniusannya. Selain itu pada masanya ia juga didukung oleh Dinasti Al-Ma’mun yang sangat mencintai ilmu-ilmu pengetahuan. Ia lahir dan besar di masa yang tepat.

Dari sekian banyak karya yang telah ia tulis, buku al-Jabr wa al-Muqobalah (830 M), yang akhirnya  menjadi pembuktian keilmuannya di dunia intelektual karena karya ini merupakan buku pertama yang membahas mengenai solusi sistemik dari linear dan notasi kuadrat.

Manuskrip kitab al-jabr. Sumber: muslim heritage

Oleh para ilmuwan di Barat, buku tersebut disalin ke banyak bahasa dan menjadi rumus pedoman untuk menyelesaikan kerumitan ilmu Matematika. Hingga hari ini, studi kesarjanaan yang membahas tentang filsafat dan sejarah Matematika banyak menjadikan kitab tersebut sebagai rujukan utama.

Buku ini membuat dia menjadi orang terkenal, baik di dunia Barat maupun Timur. Pengaruh buku ini semakin terasa hingga hari ini. Karya ini untuk pertama kalinya diterbitkan di Inggris dengan judul buku The Book of Restoration and Balancing (1831) dan di Amerika Serikat (1945).

“Karya ini menjadi basis studi al Jabar di era Renaisains, misalnya menjadi rujukan utama dalam sejumlah karya matematikawan besar seperti Leonardo Fibonacci (1175-1230), Albert (1196-1280), dan Roger Bacon (1214-1294).

Sangat jelas bahwa “Practica Geometria” yang ditulis Fibonacci mengambil pengaruh besar dari ide-ide al-Jabr wa al-Muqobalah milik Khawarizmi,” tulis seorang matematikawan dari Universitas London Adnan Baki dalam artikel panjangnya bertajuk Al Khawarizm Contribution’s to the Science Mathematics: Al Kitab Al Jabr wa al Muqabalah yang dimuat di Journal of Islamic Academy of Sciences (1992).

Selain itu ia juga menulis buku berjudul al-jam wa’l-tafriq bi-hisab al-Hid (Book of Addition and Subtraction by the Method of Calculation) yang menurut beberapa riwayat ia tulis setelah mengerjakan Algebra. Edisi bahasa Arab diyakini telah hilang, namun versi Latin-nya ditemukan tahun 1857 di perpustakaan Universitas Cambridge, diyakini merupakan karya Al-Khwarizmi yang diterjemahkan Adelard of Bath pada abad XII.

Buku tersebut diterbitkan oleh B. Boncompagni dengan judul Algoritmi de numero indorum (Roma, 1857) dan lalu oleh Kurt Vogel dengan judul Mohammed ibn Musa Alchwarizmi’s Algorithmus (Aalen, 1963). Karya ini dikenal sebagai pelajaran pertama yang ditulis dengan menggunakan sistem bilangan desimal,  dan merupakan titik awal pengembangan matematika dan sains.

Pelajar di Eropa mengaitkan Al-Khwarizmi dengan ‘new aritmetic’ yang akhirnya menjadi basis notasi angka, dimana penulisan angka Arab dikenal dengan istilah ’algorism’ atau ’algorithm’. Hasil karya Al-Khwarizmi ini menjadi penting karena merupakan notasi pertama yag menggunakan basis angka Arab dari 1 sampai 9,0 dan pola nilai penempatan.

Contribution of al khwarizmi. Sumber: muslim heritage

Dalam karyanya ini, ia juga mengakomodir bentuk-bentuk penulisan angka yang lazim digunakan, yaitu penulisan dengan enam digit desimal dan penggunaan tanda akar. Selain itu, ia juga melengkapinya dengan aturan-aturan yang diperlukan dalam bekerja apabila menggunakan bilangan notasi Arab dan penjelasannya tentang empat basis operasi perhitungan, yaitu; penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

Akhir Hayat

Selama hidupnya Al-Khawarizmi telah memberikan kontribusi yang besar dalam mendorong roda peradaban manusia hingga kita sekarang sampai pada fase peradaban dunia yang maju disebabkan oleh beberapa hasil penelitian  ilmiah  dan  buku-buku  yang ia karang, baik di bidang matematika, astronomi, geografi dan musik.

Patung Al-Khawarizmi. Sumber: masirwin

Pada masanya, sebagai seorang cendekiawan, ia telah mendapatkan dua kepercayaan Khalifah sekaligus, sehingga keduanya menyerahkan tugas-tugas penting dalam bidang riset dan penelitian ilmiah kepada Al-Khawarizmi. Hingga saat ini, nama Al-Khawarizmi terus dikenal sebagai “Bapak Aljabar” di dunia ilmu pengetahuan berkat penemuannya yang fonumental tersebut. Ia diriwayatkan meninggal di Bagdad pada tahun 266H/850M.



Berita Terkait