Oleh Redaksi Ceknricek.com
04/22/2020, 17:48 WIB
Ceknricek.com -- PT Satria Mega Kencana Tbk (SOTS) masih menghitung kebutuhan belanja modal di tahun ini. Hal tersebut akibat rencana menerbitkan waran di tahun lalu belum dieksekusi. Direktur Satria Mega Kencana Roni Ramdani mengatakan, tahun lalu memang berencana menerbitkan waran namun belum dilaksanakan karena kinerja properti membaik.
"Memang berencana (exercise waran) untuk meningkatkan kinerja, tetapi kami belum jadi melakukannya karena perkembangan hotel kami di Bali membaik," jelasnya.
Sepanjang tahun ini, SOTS berencana mengandalkan pendanaan dari kas saja. Hanya saja, di tengah kondisi saat ini, Roni menyebut, SOTS masih harus menghitung kembali kebutuhan pendanaan. "Karena tidak sesuai dengan target yang kami atur," tuturnya.
Oleh sebab itu, SOTS membuka kemungkinan melakukan pinjaman ke bank atau kepada pemegang sahamnya. Sementara, untuk penerbitan waran masih belum akan dilakukan di tengah situasi saat ini.
Adapun rencana pengembangan di tahun ini, SOTS akan mengembangkan lahan yang berada di belakang Sotis Villa Canggu. Lahan seluas 4.320 m2 sedang dikembangkan menjadi Hotel Villa Canggu dengan sekitar 70 kamar.
Istimewa
Selain Hotel Villa Canggu, SOTS juga berencana mengembangkan lahan seluas 4,3 ha di Tanjung Karoso untuk pembangunan villa dan hotel. SOTS memiliki lahan seluas 153 ha di area tersebut.
Sebelumnya, PT Satria Mega Kencana Tbk mencatatkan peningkatan rugi bersih sepanjang 2019. Hal tersebut didorong dari kenaikan beban biaya administrasi dan umum. Peningkatan beban biaya administrasi dan umum akibat kenaikan biaya asuransi, pajak, dan biaya legalitas.
Sementara itu pendapatan tumbuh 6,11 persen menjadi Rp 21,53 miliar. Tercatat pendapatan dari kamar menjadi kontributor utama perseroan sebesar Rp 14,04 miliar. Nilai tersebut naik 11,87 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp 12,55 miliar.
Sementara pendapatan dari makanan dan minuman, spa, dan lain-lain kompak mengalami penurunan. Dari segmen makanan dan minuman menyumbang Rp 7,17 miliar dari tahun sebelumnya Rp 7,27 miliar. Kemudian dari bisnis Spa turun menjadi Rp 186.514.022 dan pendapatan lain-lain menjadi Rp 127.965.226.
Akibatnya, bottom line perseroan makin terbebani. Adapun sepanjang 2019, perseroan mencatatkan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 30,43 miliar secara year on year dari Rp 24,28 miliar.
BACA JUGA: Cek EKONOMI & BISNIS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini
Editor: Thomas Rizal