Billy Mambrasar, Hidup dari Jualan Kue Kini Staf Khusus Presiden | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Seputarpapua.com

Billy Mambrasar, Hidup dari Jualan Kue Kini Staf Khusus Presiden

Ceknricek.com -- Gracia Billy Yosaphat Y. Mambrasar atau Billy Mambrasar tak pernah menyangka dipilih langsung presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi staf khusus presiden, Kamis (21/11). Bahkan putra asli Papua ini semula mengira penunjukan dirinya hanya "prank", lantaran kabar itu ia terima beberapa saat setelah mendarat di Bandara London, Inggris.

"Untuk pertama kalinya dalam hidup, mendarat di sebuah negara setelah 21 Jam terbang/perjalanan non stop, singgah hanya untuk semalam, dan ditelepon disuruh kembali lagi ke negeri tercinta," jelas Billy yang diceritakan dalam akun Facebooknya, Jumat (22/11).

Billy Mambrasar, Hidup dari Jualan Kue Kini Staf Khusus Presiden
Sumber: Viva

Billy mengira telepon itu hanya sebuah guyonan, tapi ternyata benar-benar terjadi hingga dia terpaksa kembali lagi ke Indonesia.

"Saya sempat mengira bahwa itu prank, ternyata benar. Negara memanggilku untuk kembali. Jadinya hanya numpang mandi dan numpang buang air saja. Ini Jakarta-London sudah macam ruang tamu dan dapur saja. Bolak balik kayak setrika," tambah Billy.

Anak penjual kue

Billy mengambil gelar Magister (MSc) dalam bidang bisnis di Universitas Oxford, Inggris. Gelar tersebut merupakan gelar keduanya, setelah menyelesaikan studi di Australian National University (ANU) dengan beasiswa dari Pemerintah Australia dan menjadi mahasiswa terbaik pada 2015. Dalam waktu dekat, ia juga akan melanjutkan pendidikan doktoralnya dengan Beasiswa Afirmasi dari LPDP di Universitas Harvard, Amerika Serikat, dalam bidang pembangunan manusia.

Hal itu tak pernah terlintas di benak, sebelumnya. Ia berasal dari keluarga kurang mampu di Serui, Kepulauan Yapen, Papua. Sehari-hari, ibunya berjualan kue dan makanan di pasar untuk menghidupi keluarganya. Ayahnya seorang guru. Tak jarang, ia membantu ibunya berjualan kue.

Billy Mambrasar, Hidup dari Jualan Kue Kini Staf Khusus Presiden
Sumber: Anu.edu.au

"Subuh ibu bikin kue, paginya pergi ke pasar jualan, kami ke sekolah sambil bawa kue untuk dijual," ujar Billy seperti dikutip Antara.

Sebagai penjual kue, ia memiliki semangat pantang menyerah dalam menjual dagangannya. Pasalnya jika kue tersebut tidak habis maka tidak bisa dijual kembali keesokan harinya. Sisa kue jualan itu, dimakannya bersama saudaranya ketimbang basi.

Rumahnya juga tidak memiliki listrik, sehingga Billy harus belajar menggunakan pelita dan lampu minyak. Meski terbatas, mimpi Billy untuk meraih kesuksesan ternyata tak terbatas. Oleh karena dia dari keluarga tidak mampu maka dia berusaha untuk berprestasi sehingga bisa mendapatkan beasiswa.

Bergantung dari Beasiswa

Saat dibangku SMA, ia mendapatkan beasiswa dari Pemprov Papua. Saat itu, hanya anak-anak terbaik dari sembilan kabupaten di Papua yang bisa mendapatkan beasiswa SMA favorit di Jayapura. Billy termasuk salah satunya.

"Waktu SMA tinggal di sekolah berasrama di Jayapura, jadi tidak ada keluar biaya," tambah dia.

Saat duduk dibangku SMA itu, ia bermimpi bisa menjadi insinyur dan kuliah di kampus teknik. Ia mengaku terinspirasi Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, yang merupakan mahasiswa teknik sipil dan bersekolah di kampus kulit putih milik Belanda, Institut Teknologi Bandung.

Billy Mambrasar, Hidup dari Jualan Kue Kini Staf Khusus Presiden
Sumber: BBC

Baca Juga: Ayu Kartika Dewi, Penebar Toleransi di Ladang Konflik

Orangtuanya bilang jika hal itu tidak mungkin tercapai karena tak ada biaya, apalagi sekolahnya di Pulau Jawa. Bukan di Papua. Biaya perjalanan juga tidak ada.

"Karena saya penjual kue, saya terbiasa tidak mudah menyerah dan membulatkan tekad kuliah ke Jawa. Saya ingin kuliah di ITB, kampus teknik terbaik. Melihat tekad saya, orang tua kemudian berkeliling minta bantuan, mengetuk pintu dinas satu ke dinas lainnya untuk minta bantuan dana," kenangnya.

Singkat cerita, biaya untuk tes masuk terkumpul dan ia berangkat ke Bandung, Jawa Barat. Akhirnya, ia diterima di kampus itu di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB. Biaya kuliah didapat dari beasiswa afirmasi dan otsus dari pemerintah.

Billy Mambrasar, Hidup dari Jualan Kue Kini Staf Khusus Presiden
Sumber: Dok. Billy Mambrasar

Saat kuliah, ia kembali berjualan untuk mendapatkan tambahan penghasilan guna bertahan hidup. Padahal, pekerjaan itu sudah ditinggalkannya saat SMA. Ia juga mengamen, menyanyi di kafe dan pernikahan, serta berjualan kue untuk mendapatkan tambahan uang makan dan biaya hidup.

Billy juga pernah diundang untuk magang oleh Pemerintah Amerika Serikat dan berbicara di State Department Amerika Serikat. Dalam kunjungan ke Gedung Putih, ia juga bertemu dengan Presiden Barack Obama. Pada 2017, ia ditunjuk sebagai utusan Indonesia yang berbicara tentang isu pendidikan di Kantor Pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat.

Yayasan Kitong Bisa                                                               

Lulus kuliah Billy langsung mendapatkan pekerjaan bergengsi di salah satu perusahaan minyak dan gas asal Inggris.

Namun, hatinya gelisah meskipun mendapat gaji dan fasilitas fantatis. Keputusannya bulat, memilih mengurusi yayasan yang memfokuskan pada pendidikan anak-anak Papua, Kitong Bisa, yang didirikan pada 2009.

Kitong Bisa mempunyai arti "kita bisa", dengan kata lain semua anak-anak Papua bisa meraih pendidikan meski berasal dari keluarga miskin. Melalui Kitong Bisa, ia ingin memberikan akses pendidikan untuk anak-anak tidak mampu, khususnya di Papua dan Papua Barat. Sejumlah pelatihan keterampilan juga diselenggarakan.

Saat ini, Kitong Bisa melalui usaha sosialnya, mengoperasikan sembilan pusat belajar, dengan 158 relawan dan 1.100 anak. Sekitar 20 di antara anak didiknya menempuh ilmu di sejumlah perguruan tinggi ternama dunia. Lainnya ada yang menjadi pengusaha dan juga bekerja di sejumlah perusahaan.

Billy Mambrasar, Hidup dari Jualan Kue Kini Staf Khusus Presiden
Sumber: Dok. Billy Mambrasar

Baca Juga: Sosok Putri Tanjung, Staf Khusus Millenial Pilihan Presiden Jokowi

"Saya melihat kompleksitas pendidikan dan juga akses pendidikan masih menjadi kendala di Papua, oleh karenanya kami fokus dalam pembangunan SDM. Hal ini sesuai juga dengan komitmen Presiden Jokowi dalam membangun SDM," ucap dia.

Sumber dana untuk pengoperasian pusat belajar berasal dari dua perusahaan di bawah naungan Kitong Bisa, yakni Kitong Bisa Consulting dan Kitong Bisa Enterprise.

Sekitar 30 persen dari keuntungan kerajinan tangan yang dijual melalui Kitong Bisa Enterprise disumbangkan ke yayasan. Kemudian 10 persen dari pendapatan Kitong Bisa Consulting juga disumbangkan untuk yayasan.

Billy Mambrasar, Hidup dari Jualan Kue Kini Staf Khusus Presiden
Sumber: Istimewa

"Dari kiprah di Kitong Bisa, saya akhirnya berhasil meraih beasiswa di Oxford. Mereka tertarik karena saya memutuskan berhenti dari zona nyaman menjadi penggerak sosial dan pendidik untuk melakukan perubahan. Saya kemudian mendapatkan beasiswa dari Oxford," kata dia.

Ke depan, dia berharap pemerintah dan masyarakat fokus serta bahu membahu dalam membangun pendidikan di Papua dan Papua Barat, yang disesuaikan dengan konteks geografis dan psikologis masyarakat di wilayah itu.

Hasil pembangunan SDM, tidak bisa terlihat dalam waktu satu tahun dua tahun.

Namun, ia optimistis dalam jangka panjang, lima hingga 10 tahun ke depan, upaya mewujudkan Indonesia dengan SDM yang andal, termasuk dari kampung halamannya di Tanah Papua itu, baru terasa.

BACA JUGA: Cek Berita SELEBRITI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait