Ceknricek.com -- Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang memastikan, paus berukuran 20 meter yang terdampar dan mati di hutan mangrove Desa Tasilo, Kabupaten Rote Ndao adalah paus jenis sperma (sperm whale).
"Tim dari BKKPN sudah mengidentifikasi dan diketahui bahwa paus yang terdampar itu adalah paus sperma," kata Kepala BKKPN Kupang Ikram Sangadji kepada wartawan di Kupang, Minggu (26/1) sore.
Penjelasan itu disampaikan berkaitan dengan kelanjutan hasil identifikasi yang dilakukan oleh tiga orang tim dari BKKPN yang telah berada di Desa Tasilo untuk memantau langsung dan mengidentifikasi paus yang mati tersebut.
Ia mengatakan dari hasil identifikasi tersebut diketahui bahwa paus sperma itu mati akibat terdampar di hutan mangrove di desa tersebut. Tubuh dari paus tersebut juga diketahui sudah membengkak dan mengeluarkan bau busuk bangkai.
Mulut dan ekor dari mamalia laut itu juga sudah tak ada, diduga karena dimakan oleh ikan-ikan yang berkeliaran di sekitar hutan mangrove di pesisir Sesa Tasilo tersebut.
Sumber: Istimewa
Baca Juga: Fasilitas Wisata Hiu Paus di Botubarani Rusak Diterjang Ombak
"Tim bersama warga dan petugas setempat sempat berkoordinasi untuk proses evakuasi bangkai paus itu dari mangrove. Sehingga disepakati saat air laut pasang akan ditarik menuju ke pantai berpasir untuk dilakukan proses penguburan," tambah dia.
Proses evakuasi paus tersebut ujar dia dilakukan pada malam hari yakni pada Sabtu (25/1) kemarin pukul 23.00 Wita. Proses evakuasi memakan waktu sekitar satu jam karena sulit memindahkan ikan tersebut.
Lebih lanjut, proses penguburan mamalia laut itu baru dilakukan pada Minggu (26/1) sore setelah menunggu kedatangan alat berat berupa eksavator yang sebelumnya dilakukan upacara adat bersama menghormati mamalia laut itu.
Sekedar informasi, sebelumnya seekor paus pada Kamis (23/1) ditemukan nelayan terdampar dan mati di hutan mangrove di Desa Tasilo, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao. Kepala Desa Tasilo Maria Foes mengatakan bahwa paus itu diduga mati akibat terdampar dan sulit melepaskan dari dari hutan mangrove itu.
Menurut sejumlah penelitian seperti dilansir situs thedenverchannel.com, pada dasarnya mamalia laut (paus) bisa terdampar karena alasan-alasan yang sederhana seperti sakit, terluka dan usia yang sudah tua akan tetapi faktor lain juga bisa jadi penyebab.
Faktor lingkungan menjadi salah satu penyebab utama yang membuat paus terdampar. Para ilmuwan menduga perubahan medan magnet bumi membuat paus-paus disorientasi.
Faktor manusia juga bisa menyebabkan terdamparnya paus. Sonar yang keras dapat menyebabkan mereka terdampar. Paus pada umumnya adalah makhluk sosial dan beberapa spesies memang hidup dengan cara mematuhi pimpinannya termasuk kalau sang pemimpin itu mengajak ke lepas pantai.
BACA JUGA: Cek SOSOK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini
Editor: Farid R Iskandar