Cecak Spesies Baru Ditemukan di Gunung Muria Jateng | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Mongabay

Cecak Spesies Baru Ditemukan di Gunung Muria Jateng

Ceknricek.com -- Pulau Jawa mengalami banyak tekanan ekologis akibat aktivitas manusia. Namun temuan spesies baru cecak batu yang tercatat dalam jurnal ilmiah ZOOTAXA pada 17 Mei 2019 memberi angin segar di tengah krisis keanekaragaman hayati.

"Satu spesies baru cecak batu secara resmi dicatatkan pada lembaran daftar spesies Indonesia pada tanggal 17 Mei 2019 di jurnal ilmiah ZOOTAXA edisi 4608," ujar Awal Riyanto dari Pusat Penelitian Biologi LIPI dalam keterangan tertulis, Jumat (31/5).  

Dalam keterangan tertulis Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) diterima di Jakarta, Jumat, menyebutkan deteksi dini keberadaan cecak batu dari genus Cnemaspis pertama kali dijumpai oleh Andri IS Martamenggala dari GAIA Eko Daya Buana yang merupakan salah satu anggota tim pendeskripsi spesies baru saat melakukan kegiatan survei pendataan keragaman hayati di Gunung Muria, Jawa Tengah pada Juli 2018.

Usai temuan itu, Andri pun mendatangi Museum Zoologicum Bogoriense LIPI yang menjadi pusat acuan ilmiah terkait keragaman satwa liar Indonesia, untuk melakukan verifikasi yang ditindaklanjuti dengan membentuk tim gabungan untuk memastikan temuan tersebut dengan melihat langsung di lokasi. Berdasarkan catatan ilmiah, distribusi cicak marga Cnemaspis di Indonesia hanya sampai di daerah gunung Rajabasa, Lampung; Kalimantan Barat serta pulau kecil di selat Karimata. 

Foto: Mongabay

"Setelah melalui kajian morfologis dan filogenik, tim mendapatan kesimpulan bahwa cecak batu dari gunung Muria tersebut merupakan spesies baru," ujar Awal Riyanto.

Ciri-ciri morfologi spesies baru yang bernama Cnemaspis Muria ini pupil bulat, panjang tubuh mencapai 5,8 cm, adanya sepasang struktur tuberkular seperti kerucut pada kepala bagian belakang, alur berkutil pada nuchal loop, susunan deret tuberkular dorsal tidak secara linier, serta tidak terdapat pori-pori prakloakal maupun femoral. Spesies jantan mempunyai warna perut dan pangkal kuning serta ujung ekor putih, sedangkan betina perut berwarna putih dan setengah panjang ekor bagian belakang dihiasi warna hitam putih berselang seling seperti cincin," jelas Awal.

Foto: Mongabay

Kata Muria sendiri diambil dari Gunung Muria yang merupakan tempat penemuan spesies ini. Cnemaspis Muria dijumpai pada habitat berupa bebatuan di sepanjang sungai dan perkebunan kopi serta mungkin juga dalam hutan pada ketinggian antara 600 hingga 650 m di atas permukaan laut. "Tim peneliti menduga cecak ini mempunyai peran dalam ekosistem perkebunan kopi sebagai pengendali populasi serangga," ujar Awal. 

Ia juga mengungkapkan penggunaan herbisida dan insektisida di perkebunan kopi sebagai habitat spesies baru ini harus dibatasi dan hanya diterapkan jika terjadi ledakan hama.

Hasil penelitian juga menunjukkan secara morfologi dan filogeni, Cnemaspis Muria berkerabat dekat dengan Cnemaspis Bidongensiatau cecak batu dari Pulau Bidong, Malaysia dan masuk dalam grup Kendallii yang terdistribusi di Semenanjung Malaysia, Kalimantan, Natuna serta Jawa sebagai lokasi distribusi baru.

"Penelitian selanjutnya adalah untuk mengungkapkan perkiraan kapan divergence time evolusi dengan beberapa penyandi DNA untuk mengetahui apakah sejalan dengan sejarah geologi kepulauan Sunda atau tidak," ujar dia.

Ia menjelaskan penelitian lapangan perlu dilakukan untuk memahami aspek perilaku satwa, kondisi populasi, serta Evolutionary Stable Strategy (ESS).



Berita Terkait