Ceknricek.com -- Munculnya klaster penularan COVID-19 di sejumlah pondok pesantren (ponpes) mendorong pemerintah dan pengasuhnya menerapkan program khusus demi mencegah penyebaran virus corona.
Selain penerapan protokol kesehatan, beberapa daerah memberlakukan program dan aplikasi untuk menjaga para santri. Contohnya, provinsi Jawa Tengah menggulirkan program Jogo Santri sebagai realisasi tanggung jawab pemerintah dalam mengendalikan COVID-19 di pondok pesantren.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen atau akrab disapa Gus Yasin menjelaskan program Jogo Santri digiatkan pihaknya di lingkungan ponpes.
“Saya berharap dengan kita menggalakkan Jogo Santri ini, masyarakat pesantren lebih tanggap lagi, lebih masif lagi untuk membuka diri bahwa penanganan di pondok pesantren saat ini harus dikampanyekan," jelasnya di Purwokerto, Rabu, (7/10/20).
Hal itu disampaikan Gus Yasin usai meninjau pelaksanaan protokol kesehatan di Pondok Pesantren Al-Ittihaad, Kelurahan Pasir Kidul, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas. Menurutnya pondok pesantren sudah menerapkan protokol pencegahan COVID-19.
"Tetapi ini tidak disampaikan sehingga gaungnya masih menunggu pondok-pondok yang ada dan ini juga akan memengaruhi, bahwa pondok itu saja seperti ini, masak pondok kami enggak bisa. Akhirnya ada komunikasi antar-pondok pesantren," katanya.
Program Jogo Santri, lanjutnya, tidak akan berjalan tanpa kerja sama dari para pengasuhnya, oleh karena itu politisi PPP ini meminta Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Banyumas maupun PCNU tingkat kabupaten yang lain untuk menyampaikan sosialisasi ke pesantren-pesantren mengenai program Jogo Santri, yang mencakup pelaksanaan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
"Perlu diketahui bahwa di pondok pesantren harus ada pengajian. Nah kalau pengajian mau berlangsung, harus melaksanakan protokol kesehatan," katanya.
Terkait klaster penularan COVID-19 di pesantren di Jawa Tengah, ia mengatakan bahwa pemerintah terus melakukan pemantauan.
"Laporan hari kemarin ada tambah lagi, baru kami telusuri dan ini juga sudah kami tracing (lacak). Dan saat ini, Insya Allah sudah kami tangani, yang terpapar sudah kami pilah, mana yang punya gejala, mana yang positif, kita pilah, dan semoga segera berakhir di klaster pondok pesantren ini," terang dia.
Ia menambahkan, pondok pesantren yang menjadi tempat penularan COVID-19 sudah menghentikan sementara kegiatan pembelajaran. Wakil Gubernur berharap pondok pesantren yang masih bebas dari kasus penularan virus corona meningkatkan disiplin penerapan protokol kesehatan.
"Kalau sudah berbulan-bulan di pondok pesantren tidak ada gejala, tinggal diketatkan saja, yang boleh mengaji hanya warga yang ada di dalam pondok pesantren. Sedangkan yang ada di luar, jangan dulu lah, kalau memang mau mengikuti (pengajian) manfaatkan teknologi," katanya.
Gus Yasin seperti dilansir Antara mengatakan bahwa warga luar pesantren yang ingin mengikuti pengajian dapat menyimak pengajian dari radio atau perangkat yang lain di rumah masing-masing. Protokol kesehatan pun, menurut dia, telah diterapkan di lingkungan pesantren. Ia mengatakan bahwa saat ini ada 104 santri madrasah tsanawiyah (MTs) yang tinggal di pondok pesantren.
Baca Juga: Menjaga Tenaga Kesehatan Untuk Menjaga Seluruh Masyarakat Dari COVID-19
Baca Juga: Lindungilah Diri Sendiri dan Orang Lain dengan Selalu Pakai Masker