Ceknricek.com -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Darmin Nasution mengakui realisasi investasi maupun jumlah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) masih belum memenuhi potensinya. Saat ini, pemerintah menargetkan sebanyak 17 KEK terbentuk pada akhir 2019 sesuai target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Dari 17 KEK itu, baru 10 KEK yang telah beroperasi sepenuhnya, karena tiga KEK masih dalam tahap pembangunan, dan empat KEK baru dalam tahap penetapan.
"Kalau dibandingkan harapan dan jumlah KEK masih di bawah," kata Darmin di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (10/10). Hingga Oktober 2019, komitmen investasi di seluruh KEK yang tersebar di pelosok Tanah Air telah mencapai Rp85,3 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 8.686 orang. Namun, total nilai realisasi investasi di KEK baru mencapai Rp21 triliun.
Menurut Darmin, terdapat beberapa alasan pengembangan KEK masih terhambat. Investor masih lebih suka untuk berinvestasi di wilayah Jawa dibandingkan luar Jawa. Lalu kebanyakan pengusul dan pengelola KEK tidak langsung menebus tanah yang akan menjadi wilayah kerja karena masih menunggu kepastian regulasi dari pemerintah.
Sumber: Antara
Selain itu, masih ada multitafsir terhadap regulasi dan kemudahan yang sudah diterbitkan pemerintah mengenai KEK sehingga pelaku usaha menjadi ragu untuk berinvestasi. Untuk itu, pemerintah berupaya memperbaiki iklim investasi dalam proses pembangunan KEK agar pelaku usaha mau menanamkan modal di kawasan ini. Salah satunya melalui pemberian kelonggaran dengan mengizinkan pembangunan KEK berbasis pengolahan sumber daya alam di Jawa.
"Kriterianya fokus di industri berorientasi ekspor atau substitusi impor yang belum ada di Indonesia atau diperlukan di Indonesia, tapi kurang menghasilkannya. Kriteria lainnya juga berbasis high tech," ujarnya.
Baca Juga: Empat KEK Tambahan Dirampungkan di Tahun 2019
Pemerintah juga sedang mengajukan revisi regulasi terkait relaksasi pengembangan KEK maupun skema insentif yang segera disetujui oleh Presiden. Regulasi tersebut adalah Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang penyelenggaraan KEK dan RPP tentang fasilitas dan kemudahan di KEK.
Pemerintah juga memperkuat komitmen dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) untuk mempercepat pengembangan KEK sebagai pusat pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan daya tarik dan nilai investasi. "Penting sekali kerja sama dengan Kadin, karena makin banyak KEK-nya, makin penting ada upaya untuk meyakinkan investor," ujarnya.
Pusat Pertumbuhan
Darmin mengatakan, 17 KEK tersebut merupakan akumulasi dari 13 KEK yang sudah diresmikan hingga Oktober 2019 dan empat KEK sedang dalam proses penetapan. Sebanyak 13 KEK yang sudah diresmikan antara lain KEK Sei Mangke (Sumatera Utara), KEK Tanjung Lesung (Banten), KEK Palu (Sulawesi Tengah), KEK Bitung (Sulawesi Utara), dan KEK Morotai (Maluku Utara).
Kemudian, KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (Kalimantan Timur), KEK Mandalika (Nusa Tenggara Barat), KEK Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), KEK Arun Lhokseumawe (Aceh), dan KEK Galang Batang (Kepulauan Riau).
Sumber: Kek.go.id
Baca Juga: Darmin Proyeksikan Ekonomi Triwulan I-2019 Tumbuh 5,1 Persen
Untuk KEK Sorong (Papua) menurut rencana akan diresmikan pada Jumat (11/10) dan KEK Singhasari (Jawa Timur) baru ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2019. Sementara itu, KEK Tanjung Api-api di Sumatera Selatan yang telah lebih dahulu ditetapkan statusnya sebagai KEK, sedang bersiap masuk tahap operasional.
Empat KEK dalam proses penetapan adalah KEK Kendal (Jawa Tengah), KEK Likupang (Sulawesi Utara), KEK Nongsa Digital Park (Batam), dan KEK MRO (Maintenance, Repair and Overhaul) untuk pesawat di Batam. Saat ini, Dewan Nasional KEK juga sedang mengevaluasi kelayakan tiga wilayah calon KEK baru, yaitu Tanjung Gunung (Bangka Belitung), Sungailiat (Bangka Belitung), dan Mandailing Natal (Sumatera Utara).
Darmin mengatakan, kehadiran KEK menjadi penting karena dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di daerah serta meningkatkan daya tarik maupun nilai investasi. "Kehadiran KEK di daerah punya andil besar terhadap peningkatan ekonomi daerah tersebut dan perekonomian nasional pada umumnya," ujarnya.
Sumber: Mandalika
Ia mencontohkan KEK Galang Batang di Kepulauan Riau akan menjadi pusat hilirisasi bauksit terintegrasi dengan komitmen investasi Rp36,25 triliun hingga tahun 2023. KEK ini telah meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Kepulauan Riau hingga 25,8 persen dalam kurun waktu 2015 hingga 2017. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah tersebut juga meningkat 15,58 persen dalam kurun waktu 2015 hingga 2018.
Selain itu, pembangunan hotel-hotel kelas dunia seperti Pullman, Royal Tulipe, dan Paramount juga sedang berlangsung di KEK Mandalika. Kawasan wisata ini juga telah mendapatkan komitmen investasi hingga Rp17,5 triliun dan siap menjadi tuan rumah pergelaran MotoGP pada 2021. Data perkembangan kunjungan wisatawan Kabupaten Lombok Tengah 2015-2018 menunjukkan kunjungan wisatawan mancanegara meningkat 361 persen dan wisatawan nusantara naik 170 persen.
BACA JUGA: Cek EKONOMI & BISNIS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.