Ceknricek.com -- Perenang nasional I Gede Siman Sudartawa dan kawan-kawan tertahan di Hong Kong setelah jadwal pesawat menuju Tanah Air mengalami penundaan akibat aksi unjuk rasa, Senin (12/08).
Seperti dilansir akun media sosial resmi Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI), Selasa (13/8), atlet dan ofisial yang tertahan sebanyak 47 orang, terdiri dari Tim PON DKI, PPLM, dan perenang Bali. Mereka seharusnya terbang, Senin (12/8) pukul 19.00 waktu setempat, namun batal terbang karena aksi unjuk rasa tersebut.
Sumber: Instagram pbprsi
Ribuan massa yang menduduki Bandara Internasional Hong Kong, memaksa pihak berwenang untuk membatalkan semua penerbangan dari dan menuju Hong Kong.
Dilansir AFP, massa pengunjuk rasa pro-demokrasi memenuhi kawasan bandara sambil memegang papan bertuliskan "Hong Kong tidak aman" dan "malu pada polisi." Pihak bandara juga memperingatkan bahwa lalu lintas menuju bandara "sangat padat" dan fasilitas parkir mobil di sana benar-benar penuh.
Water Cannon
Polisi Hong Kong menggunakan penggunaan truk water cannon atau meriam air untuk menghentikan para demonstran. Sejauh ini, meriam air belum pernah digunakan polisi dalam kejadian genting apapun sebelumnya. Hong Kong dilaporkan mengeluarkan dana sekitar US$3,4 juta atau sekitar Rp48 miliar untuk membiayai pemesanan tiga kendaraan tersebut. Namun kepolisian menolak menyebutkan angka secara detail.
Foto: Reuters
Baca Juga: Pengunjuk Rasa Duduki Bandara Hong Kong di Tengah Kekhawatiran Meningkatnya Kekerasan
Pemimpin senior Chan Kin-kwok menyatakan, penggunaan truk tersebut hanya ketika ada "gangguan publik skala besar" yang berujung pada adanya korban, kerusakan bangunan, atau instruksi keamanan publik dari ancaman. "Penggunaan kendaraan tersebut adalah satu dari beberapa opsi kepolisian untuk penyerangan atau strategi khusus," ucap dia.
Awak Pesawat Tak Boleh Terlibat Demo
Pemerintah China menerbitkan aturan baru yang melarang para awak pesawat yang berada dalam penerbangan ke Hong Kong terlibat unjuk rasa. Mereka juga melarang pesawat komersial yang awaknya mendukung demonstrasi di Hong Kong, untuk mendarat atau melintasi ruang udara Negeri Tirai Bambu.
Badan Penerbangan Sipil China (CAAC) menerbitkan pengumuman itu, Jumat (9/8) lalu. Salah satu maskapai besar yang terdampak adalah Cathay Pacific yang bermarkas di Hong Kong. CAAC mewajibkan Cathay menyerahkan daftar penumpang dan awak pesawat yang menuju China sebelum mengudara. Direktur Eksekutif Cathay Pacific, Rupert Hogg, menyatakan mereka akan mematuhi peraturan tersebut.
Foto: Reuters
"Operasional Grup Cathay Pacific di China daratan sangat penting bagi bisnis kami. Selain melayani penerbangan langsung ke China, sebagian besar penerbangan menuju Eropa dan Amerika Serikat juga melintasi ruang udara China. Kami akan mematuhi aturan yang ditetapkan CAAC, sama seperti halnya peraturan yang diterbitkan oleh lembaga lain," ujar Hogg.
Cathay menyatakan telah memutuskan memecat dua pegawai dan menonaktifkan seorang pilot karena diduga terlibat dalam unjuk rasa besar-besaran di Hong Kong selama hampir tiga bulan terakhir.
Menurut Cathay, seorang pilot yang identitasnya dirahasiakan dinonaktifkan pada akhir Juli lalu. Penyebabnya adalah sang pilot diduga ikut dalam demonstrasi yang berakhir bentrok.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.