Di Singapura, Virus Corona Seakan Sudah Berakhir... | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Istimewa

Di Singapura, Virus Corona Seakan Sudah Berakhir...

Ceknricek.com --   Begitulah kesan pertama yang muncul saat saya makan siang di daerah Orchard Road Singapura, Ahad (1 Maret 2020), sesudah menunaikan shalat zhuhur di Masjid Alfalah. Jika waktu berkunjung awal Februari dan juga dua minggu lalu suasana daerah ini sepi sekali, Ahad siang tadi Orchard sudah kembali penuh sesak. Ramainya jejalan manusia ini seakan kekhawatiran terhadap virus corona atau Covid-19 telah berakhir. Setidaknya di jantung Singapura ini.

Suasana foodcourt di lantai basement Lucky Plaza Orchard Road, Ahad (1/3/20) siang foto: Istimewa

Selain ramai, kesan kuat bahwa Covid seolah sudah berlalu juga terasa sekali dari penampilan orang ramai itu. Yang masih memakai masker penutup wajah bisa dihitung dengan jari.

Tidak hanya Orchard, tempat lain juga tidak lagi sesepi sebulan terakhir. Keadaan Singapura pada 1 Februari atau sebulan lalu dan tanggal 1 Maret ini, sungguh kontras. Jika sebulan lalu serba lengang dan terasa sekali kekhawatiran dan ketakutan terhadap virus ini, hari-hari ini tak berlebihan jika dilukiskan seperti "badai sudah berlalu".

Suasana foodcourt Lucky Plaza dua minggu lalu Foto : Istimewa

Padahal, di belahan lain dunia, kecemasan terhadap Covid semakin memuncak. Bahkan Arab Saudi yang masih bebas  Covid serta merta menutup negerinya bagi jamaah umrah dari seluruh dunia. Ini peristiwa luar biasa yang dimaksudkan  mencegah kerumunan manusia dalam jumlah besar di Masjidil Haram Makkah dan Masjid Nabawi Madinah. Tujuan  akhirnya adalah mencegah penyebaran virus corona. Untuk tujuan yang sama Iran melarang pelaksanaan shalat Jumat agar tidak terjadi penumpukan jamaah di masjid raya Teheran.

Di samping itu, data persebaran virus corona dan jumlah korban meninggal pun masih terus bertambah. Memang di negara asal Covid jumlah kasus baru dan yang meninggal terus menurun, tapi angkanya masih ratusan dari jumlah penderita lebih 80 ribu orang dan sebagian terbesar di Wuhan, Provinsi Hubei.

Suasana zebra cross di persimpangan Orchard Road dan Bidefort Road, Ahad (1/3/20) siang. Foto :Istimewa

Di Singapura sendiri, jumlah penderita juga terus bertambah. Dalam satu hari Ahad saja, ada tambahan empat kasus baru, sehingga keseluruhan penderita mencapai 106 orang. Tapi seiring dengan itu, jumlah penderita yang berhasil sembuh total sudah lebih separuh, yakni 74 orang. Dan, sejauh ini belum ada korban meninggal di Singapura. Hampir semua penderita baru terkena penularan dari rekan kerja atau orang serumah akibat kontak secara langsung. Pendataan korban dan riwayat kejadian sampai seseorang terinfeksi, patut diacungi jempol.

Hanya saja, di belahan lain dunia, korban meninggal terus bertambah, dengan persentase kematian tertinggi terhadap total penderita  adalah di Iran. Sampai hari Ahad, dari 590 yang terinfeksi corona, 54 orang tidak tertolong.

Suasana Orchard Road dua minggu lalu. Foto :Istimewa

Di Korea Selatan, dalam satu hari ada tambahan 586 penderita baru yang menjadikan total yang terinfeksi mencapai 3.700 orang, dengan korban meninggal 18 orang. Di Italia, yang terinfeksi corona tercatat 1.000 orang, 29 di antaranya meninggal. Korban tewas lainnya adalah enam orang di Jepang, Prancis dua orang, serta masing-masing seorang di Amerika Serikat, Australia, dan Thailand.

Jumlah negara yang warganya terinfeksi corona juga terus bertambah.

Nah, kenapa sebagian warga Singapura dan pendatang berlaku seolah "serangan" virus corona sudah berhasil dikalahkan? Seperti diuraikan dalam tulisan terdahulu (lihat Perang Singapura Melawan Virus Corona), pemerintahan negeri pulau ini memang terbilang paling berhasil memerangi Covid dan bahkan menjadi model bagi negara lain. Singapura sejauh ini juga paling berhasil membangun semangat kebersamaan dan membangkitkan optimisme warganya dalam berperang melawan corona.

Foto :Istimewa

Faktor lain yang membuat warga Singapura semakin optimis adalah sikap responsif pemerintahnya. Misalnya ketika tiga murid di sekolahan Raffless Institution terjangkit corona, serta merta pemerintah meliburkan sekolah itu untuk pembersihan habis-habisan di setiap jengkal halaman dan ruang belajar. Setiap anak pun diperiksa dengan teliti. Setelah beberapa hari libur dan dipastikan sekolah sudah steril dan tidak ada pelajar yang terjangkit corona, Senin (2 Maret 2020) sekolah itu baru dibuka kembali.

Yang terbaru, optimisme yang lebih tinggi muncul pasca pengesahan APBN Singapura. Khusus tahun 2020 ini anggaran diprioritaskan untuk menyukseskan perang terhadap Covid. Tidak terbatas pada pengerahan seluruh sumberdaya untuk mengobati yang terinfeksi dan mencegah persebaran virus, tapi juga untuk menanggulangi dampaknya terhadap perekonomian.

Foto : Istimewa

Saat pengesahan anggaran oleh parlemen, Deputi Perdana Menteri yang juga adalah Menteri Keuangan Singapura, Heng Swee Keat, mengumumkan bahwa seluruh anggota Kabinet, termasuk PM Lee, merelakan sebulan gaji mereka untuk digunakan sebagai "bonus" sebulan gaji bagi para petugas garis depan yang dianggap telah banyak berkorban dengan dedikasi tinggi dalam memerangi virus corona. Presiden Halimah Yacob pun berbuat serupa untuk memperkuat solidaritas Singapura sebagai bangsa. Dia juga memberikan dukungan moral dengan mengunjungi para petugas medis di Singapore General Hospital.

Data tingginya tingkat kesembuhan penderita yang terjangkit virus corona, semakin menambah rasa percaya diri warga. Apalagi di daratan Cina sana pertambahan kasus baru dan korban meninggal sudah menurun drastis.

Hanya saja, seiring tingginya kepercayaan warga Singapura bahwa virus corona sudah "under control", pemerintahnya terkesan mulai melonggarkan aturan terkait virus corona. Misalnya saja, beberapa hari terakhir pengawasan terhadap pendatang di Bandara Changi jauh lebih longgar dibanding dua minggu lalu. Memang masih ada layar pemantau suhu tubuh, tapi tidak lagi disertai kehadiran petugas kesehatan di sekitar lokasi. Contoh lain, beberapa hari terakhir tidak ada lagi pemeriksaan suhu badan bagi penghuni hotel yang pada dua pekan sebelumnya masih diberlakukan.(Wartawan Senior dari Singapura)




Berita Terkait