Ceknricek.com--Banyak masyarakat yang mengeluhkan stok obat untuk terapi Covid-19 susah didapatkan atau langka. Bahkan banyak masyarakat yang mencari obat menggunakan bantuan media sosial.
Media sosial digunakan sebab, di apotek dan RS terdekat tempat tinggal mereka stok obat kosong. Begitu juga di aplikasi kesehatan yang biasa menjual stok obat tersebut tertulis abis.
Padahal, Kementerian Kesehatan mengklaim stok obat untuk terapi Covid-19 sangat mencukupi. Obat tersebut tersebar di Dinas Kesehatan Provinsi di seluruh Indonesia, di instalasi farmasi pusat hingga di industri farmasi dan PBF.
Namun, saat ini yang menjadi kendala ada pendistribusiannya. Sehingga banyak obat di lapangan yang kosong terutama di zona merah.
"Memang ini ada kendala di distribusi. Distribusi memang harus dipercepat karena stok ada dan sekarang kita dorong industri dan PBF (percepat distribusi) agar masyarakat bisa terus mengakses," ujar drg Arianti Anaya MKM, Sekretaris Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam webinar virtual, Sabtu (10/07/21).
Menurutnya, saat ini Kementerian Kesehatan sudah melakukan pemetaan untuk pendistribusian obat terapi Covid-19 ini. Dari hasil pemetaan ini memang obat yang ada di zona merah terbatas dibandingkan dengan di zona hijau.
"Sebenarnya stok obat agak terbatas di zona merah. Di zona hijau justru kondisi aman. Tentunya kita dorong industri distribusikan ke zona merah dimana kebutuhan tinggi daripada zona hijau yang petanya aman," jelasnya.
Berikut update stok obat untuk terapi Covid-19 di RI per 10 Juli 2021:
1.Oseltamivir kapsul 11.636.209
2. Favipiravir tablet 24.479.792
3. Remdesivir vial 148.891
4. Azythromycin tablet 12.389.264
5. Tocilizumab vial 421
6. Multivitamin tablet 75.960.493
Editor: Ariful Hakim