Don Antonio Blanco: Maestro Lukis dari Bali yang Mendunia | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: Fabulousubud

Don Antonio Blanco: Maestro Lukis dari Bali yang Mendunia

Ceknricek.com -- Pintu kamar mandi di sebuah rumah di Manila, Filipina itu terpaksa didobrak dari luar. Bukan karena apa, melainkan karena seorang perempuan telah melahirkan di dalamnya setelah 11 bulan mengandung sang janin.

Meski terlalu lama di dalam perut --normalnya hanya 9 bulan-- bayi tersebut lahir dengan sehat. Ukuran tubuhnya memang kecil untuk ukuran bayi "bule", namun kelak setelah dewasa tak menghalangi dirinya mereguk prestasi.

Bayi yang lahir tepat pada tanggal hari ini, 107 tahun yang lalu, 15 September 1911 itu bernama Antonio Maria Blanco. Puluhan tahun kemudian, ia dikenal dengan nama Antonio Blanco. Salah satu maestro lukis yang kemudian hijrah dan menetap di Bali hingga akhir hayatnya.

Blanco dan Orientalisme Bali

Antonio Blanco lahir di Manila, Ibukota Filipina dari kedua orang tua yang berdarah Spanyol. Ayahnya adalah seorang dokter yang memboyong istrinya ke Manila selama perang Spanyol-Amerika berlangsung.

Blanco dididik di American Central School di Manila. Selama tahun-tahun sekolah menengahnya, ia menyukai kelas seni, sastra, dan bahasa, tetapi berjuang dalam mata pelajaran ilmiah.

Don Antonio Blanco
Sumber: Nironjiblanco

Baca Juga: Lukisan 'Meules' Claude Monet Laku Terjual Dalam 8 Menit Penawaran

Setelah menyelesaikan sekolah menengah di Manila, Blanco belajar di Akademi Seni Nasional di New York di bawah Sidney Dickinson. Selama tahun-tahun pembentukan awal, Blanco berkonsentrasi pada bentuk manusia, terpesona oleh tubuh wanita lebih dari materi pelajaran lainnya.

Untuk melanjutkan studinya dan menyalakan semangat bepergiannya, ia pun melakukan perjalanan secara luas ke seluruh dunia dengan mengunjungi sederet pulau di Samudera Pasifik seperti Hawai, Tahiti, Jepang, dan Kamboja, sebelum akhirnya mendarat di Bali pada tahun 1952.

Bali sebagai persinggahan terakhir tentu saja bukan tanpa alasan bagi Blanco. Pada 1917, saat berusia 6 tahun ia tidak sengaja melihat sebuah gambar desa asri dalam sebuah majalah milik ayahnya, yang tidak diketahui dimana tempatnya.

Don Antonio Blanco
Sumber: Museum

Gambar itu menghantuinya cukup lama, hingga ia menemukan buku berjudul The Island of Bali tulisan Miguel Covarrubias (Antropolog, Pelukis, dan Ilmuwan dari Meksiko). Buku inilah yang kemudian memandu Antonio Blanco untuk datang ke Bali.

Pada era itu, Bali memang terkenal dengan eksotismenya bagi masyarakat Eropa, terlebih sejak pemerintah kolonial Belanda melakukan Baliseering atau pem-Bali-an yang dimulai sejak tahun 1920-an lewat citra Bali sebagai tanah tradisi yang mooi (molek).

Namun kedatangan Blanco berbeda tujuan dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah kolonial dan kini diteruskan oleh Industri Pariwisata Indonesia tersebut. Blanco telah jatuh cinta sejak lama dengan Bali lewat panoramanya. Hingga kemudian ia jatuh cinta untuk kedua kalinya dengan gadisnya, Ni Rondji, seorang penari tradisi yang menjadi model lukisannya.

Berkarya dan Menetap di Bali

Bali, lewat citra eksotismenya yang kuat sebenarnya tidak hanya mengundang seniman seperti Blanco dan kelak akan memberi andil besar dalam sejarah seni rupa Bali. Nama-nama seperti Walter Spies, Johan Rudolf Bonnet, Adrien-Jean Le Mayeur de Merpres atau yang lebih akrab disapa Le Mayeur, juga turut mengembangkan Bali dalam periode yang berbeda.

Tahun 1953, setelah satu tahun melakukan eksplorasi di Bali, Blanco menikahi Ni Rondji. Ia mulai membangun tempat tinggalnya yang juga berfungsi sebagai studio di Ubud. Yakni atas pemberian Raja Ubud dari Puri Saren Ubud, Tjokorda Gde Agung Sukawati. Dalam melukis, gaya lukisan Blanco memiliki corak romantik-ekspresif, dan cenderung erotis.

Don Antonio Blanco
Sumber: Christies

Baca Juga: Samuel Morse Pelukis yang Menemukan Telegraf Listrik

Memang, hampir semua karya Blanco menonjolkan erotisme perempuan dan anatomi tubuh wanita. Meskipun begitu, Blanco mampu memutarbalikkan gambar erotis tersebut menjadi gagasan estetis yang ia hargai sebagai sebuah keindahan. Bila dilihat hampir semua perempuan yang Ia lukis juga berpose telanjang.

Simak saja karyanya, Nude with Devil’s Mask, Odalisque, My Castle of Dreams, Eve’s Apple is Still Intact, Ni Bawang, dan tentunya masih banyak lagi karya-karya master piece-nya yang lain. Lukisan-lukisan ini pun masih dapat dinikmati di musem Antonio Blanco yang terletak di Ubud, Bali.

Tidak hanya itu saja, pelukis yang juga berkawan erat dengan Presiden Soekarno juga pernah melukis tokoh-tokoh besar, seperti Mick Jagger, Michael Jackson, Adam Malik, dan sang Presiden sendiri sebagai objek lukisan. Sebagai pelukis, Blanco juga sangat idealis. Tidak semua karyanya bisa dibeli para pencinta seni. Bahkan, rayuan maut tokoh paling berpengaruh di Indonesia saat itu, Bung Karno, pun mental.

Don Antonio Blanco
Sumber: Animage

Hampir 47 tahun Blanco kemudian hidup dan berkarya di Bali. Dari pernikahannya dengan Ni Rondji, ia dianugerahi empat orang anak, Cempaka, Mario, Orchid dan Mahadewi. Pada 10 Desember 1999, Don Antonio Blanco meninggal dunia karena penyakit ginjal dan hati di Denpasar.

Ia telah mewariskan ratusan karya yang kini tersimpan dengan rapi di museum Antonio Blanco di Ubud, yang dibangun pada tanggal 28 Desember 1998. Meseum yang terletak di areal perbukitan sungai Campuhan Ubud ini pun setiap harinya tidak pernah sepi pengunjung untuk menikmati karya sang maestro.

BACA JUGA: Cek FILM & MUSIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.



Berita Terkait