Dalam proses pembuatan piano kali ini, Aksan mempunyai tantangan tersendiri untuk menghasilkan produk dengan kualitas dan dukungan parts serta efek suara yang setara.
"Saya tidak autodidak. Tapi saya punya guru di Jerman dan saya bukan master yang hebat, tapi setidaknya menguasai 80-90 persen. Yang membedakan piano ini dengan lainnya ialah estetika bunyi," kata Aksan Sjuman saat konferensi pers di Taman Ismail Marzuki, Cikini Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/11).
Foto: Yuni Arta Sinambela/Ceknricek.com
Nama yang dipilih oleh Aksan Sjuman dan Raul Renanda adalah SR1928 The Awakening. Jika dibedah, maka SR merupakan gabungan nama akhir dari Aksan dan Raul, sedangkan 1928 adalah tahun diadakan Kongres Pemuda 2, yang melahirkan Sumpah Pemuda dan pertama kalinya diperkenalkan lagu Indonesia Raya.
Baca Juga: Konser JCP Ubah Paradigma Anak Muda Memandang Musik Klasik
The Awakening juga terinspirasi dari momen dalam periode yang sama, Indonesian National Awakening (Kebangkitan Nasional Indonesia), yang menjadikan inspirasi Aksan dan Raul untuk berjuang mewujudkan impian mereka.
Foto: Yuni Arta Sinambela/Ceknricek.com
"Kalau dulu kan Sumpah Pemuda orang Indonesia bersatu merencanakan untuk membangun negara. Kalau orang dulu berkumpul buat negara. Nah semangat itu yang kita pakai buat SR," terangnya.
Mantan suami Titi Rajo Bintang ini ingin memberikan keyakinan kepada publik Indonesia, bahwa kini sudah saatnya berani untuk memproduksi karya dengan fokus untuk menjadi yang terbaik di dunia. Sudah saatnya produk Indonesia tidak dianggap sebagai produk barang komoditas atau kualitas rendah.
"Saya ingin memberi alternatif. Saya juga musisi, saya main pakai merek tertentu. Kalau sudah suka biasanya tidak cari-cari lagi. Tapi kalau anak muda masih suka cari-cari. Justru itulah kita fokusnya ke generasi yang lebih muda jadi market-nya beda," ujar Aksan Sjuman.
BACA JUGA: Cek OLAHRAGA, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.