Garuda Hitam (Garam untuk luka bangsa) | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Ilustrasi: Tim Ilustrasi Ceknricek.com

Garuda Hitam (Garam untuk luka bangsa)


Dengan Bangga, kami persembahkan Novel Pertama kami;

GARUDA HITAM
Volume 1: Koruptor Harus Mati

Teaser:

Pertama,
Sebelum dimulai, anda bisa memilih dua keyakinan dalam menyimak novel ini:

1. Setelah kematian ada kehidupan yang dimulai, pertanggungjawaban atas perbuatan kita selama di dunia,
2. Pernyataan pertama adalah omong kosong. Kehidupan selesai setelah kita mati. Tidak ada hari pertanggungjawaban dan tidak ada Tuhan.

Pilihan yang anda pilih akan berpengaruh kepada siapa anda berpihak dalam cerita ini.

Kedua,
Cerita ini berakhir tetap tidak mengenakkan bagi siapapun yang lebih banyak berbuat keburukan selama hidupnya di Indonesia. Terlepas ia memilih keyakinan nomor 1 atau nomor 2.
//
Ombak besar hampir membalikkan kapal feri yang ditumpangi Haru Anshari beserta ayahnya, Abdullah Anshari tahun 1991 silam, dalam perjalanan ke Jakarta. Pelukan Abdullah, pesan dan nasihatnya selama 20 hari di kapal tentang bagaimana mempersiapkan diri di Jakarta diingatnya teguh. Hidup benar, baik, jujur, dan jangan pernah takut membela yang benar.
//
Feri merapat di Merak, 2 Lelaki; 1 Dewasa, 1 anak bergenggam kuat bergandeng tangan, dengan uang 25 ribu rupiah, semangat setinggi langit menghadap Jakarta, pintu Bus tertutup. Kini ia mencari dimana harus tidur untuk sementara.
//
Malam larut, Abdulah mengajak Haru untuk berdiskusi. Jawaban Haru atas pertanyaan ayahnya, mengingatkan mengapa ia diberi nama Haru, “Imonri topi urusanna sikolaku, Maeloka mama lesu jolo lao okkomai, keluarga ta mato iyolo iparilo ” (Nanti saja urusan sekolahku, saya ingin mama pulang, keluarga nomor satu bagiku). Menunda setahun sepadan dengan kembali berkumpul dengan Ibu baginya.
//
Malam itu juga pukul 2 pagi Waktu Indonesia Timur, telepon berdering di Sengkang, “Mama dan Pung Andi berkemas saja, ke Jakarta, bapak sudah punya ‘ladang’,” ucap Haru.
//
Getteng, Lempu, Ada Tongeng. Baik, Benar, Jujur. Itulah Prisip yang dipegang teguh Abdullah secara turun-menurun dan juga kemudian dipegang teguh oleh Haru.
//
Sedangkan Haru, tak hanya bersekolah. Ia juga aktif di berbagai kegiatan bermanfaat di luar sekolah, Karate, IT Coding, Robotik, semua kursus yang ia inginkan kini bisa dijalani dengan sungguh-sungguh.
//
Awal 1998, Haru menjadi Juara Karateka Nasional U-16 di usianya yang baru 13 tahun. Coding-nya dipakai bank swasta yang sedang terlanda automation. Robotnya menang dalam pertandingan di Kuala Lumpur sebagai mesin yang mempercepat production line pabrik plat besi.
//
Namun, krisis yang melanda Indonesia waktu itu sedikit banyak memukul perekonomian perusahaan tempat Abdullah bekerja. Abdulah yang telah 7 tahun bekerja, harus menerima keputusan pemberhentian kontrak.
//
Abdullah tak ambil pusing, ia bersama Pung Andi (Paman dari Ibu) memutuskan untuk membuat AA (Abdulah dan Andi) Furnitur dari tabungan yang telah dikumpulkan selama bekerja.
//
Getteng, Lempu, Ada Tongeng membuatnya tahu benar kemana langkah berikutnya. Abdullah pergi ke tempat-tempat yang habis dibakar oleh kerusuhan 1998. Ia menawarkan penggantian furnitur yang bisa dibayar setahun kemudian, setelah bisnis yang hancur tersebut kembali berjalan. Pada masa ini, AA Furnitur dikenal sebagai penyelamat banyak bisnis oleh para pengusaha dan membuat dirinya makin disukai.
//
2003, 5 tahun setelah AA Furnitur berdiri, kapitalisasi perusahaan Abdullah mencapai Rp798 Milyar. Furniturnya ada di seluruh provinsi di Indonesia dan juga merambah pasar ASEAN, Australia dan New Zealand.
//
Di tahun ini pula prestasi Haru mencapai puncaknya, memenangi Kejuaraan Karate Dunia di Kyoto saat baru berusia 18 tahun, sebagai yang termuda sepanjang sejarah karate dunia. Coding-nya dipakai oleh situs Airlines nasional. Robotnya pun menjadi bahan riset di Nanyang University Singapore.
//
2007 Haru lulus dengan penghargaan Adhi Makayasa yaitu lulusan terbaik Akademi Militer angkatannya. Abdullah dan Emak Nur menghadiri acara wisuda dengan bangganya.
//
“Kau lahir dari dasar neraka, anakku, tapi kau sanggup keluar dan tampil perkasa. Kini buat dirimu bermanfaat untuk perdamaian dan melindungi yang lemah. Kau harus berani bertindak benar, mempunyai pikiran logis, tidak pernah takut mati, dan selalu rendah hati,” pesan mereka.
//
Sepuluh tahun berlalu, 2017, Haru yang berpangkat kapten, ditugaskan ke KODAM XIV Hasanuddin Makassar yang meliputi tanah kelahirannya, Sengkang.
//
Di era pembangunan infrastruktur yang kencang, tentu di dalam bangunan tersebut dibutuhkan interior. Dari 1.800 LPSE (lelang pekerjaan pemerintah) untuk furnitur sekolah dan kantor pemerintah, Abdullah menangkan 1.679 atau 93 persen pada tahun tersebut.
//
Berbicara setan, atau apa yang manusia bisa lakukan terhadap manusia lainnya, disinilah sebuah malapetaka datang. Ternyata nama Abdullah dicatut oleh Kementrian terkait untuk pengadaan tersebut. Hingga pada tahun 2018, nama Abdullah Anshari menjadi headline pemberitaan nasional dengan isu kerugian negara yang mencapai 3,1 Triliun Rupiah.
//
Abdullah tewas dengan dengan sianida yang diselipkan pada makanan ketika menunggu sidang di penjara, membuatnya terlihat mati secara alami dan dirahasiakan. Andi kemudian terbang ke Makassar untuk menceritakan semua kejadian ini sesegera mungkin kepada Haru yang tidak diizinkan keluar dari daerah tugas karena tidak cukup alasan.
//
Mendengar cerita pamannya, Haru yang kebetulan tahun ini selesai masa ikatan dinas di Angkatan Darat, bersumpah kepada kuburan ayahnya seminggu kemudian. Ia akan menggunakan segala keahliannya dalam beladiri, pengetahuan senjata, kemampuan otodidak robotik dan coding, 800 miliar Rupiah untuk membuat dirinya menjadi orang yang membunuh seluruh koruptor di seluruh Indonesia sampai habis. Haru membuat sistem penyidikan sendiri bersama pamannya untuk menentukan siapa yang bersalah dan yang tidak bersalah.
//
Begitu vonis dari pamannya menunjukkan bahwa seseorang itu bersalah maka eksekusi dilakukan.
//
2019 Haru bersama pamannya dan temannya dari Pindad, membuat kostum algojo untuk menutupi identitasnya dalam membunuh para koruptor, demi melindungi ibu dan keluarga besarnya.
//
Salah satu targetnya yang berhasil dieksekusi, Suntar Padui, anggota DPR yang melakukan korupsi uang bencana untuk gempa Lombok tahun 2018. Haru menggantung jasadnya di atas lobi Gedung Nusantara, Senayan. Aksinya terlihat jelas oleh ratusan orang yang segera memotret dan mengirimkannya ke dunia maya dengan tagar #GarudaHitam.

Sejak itu Haru dengan kostumnya disebut sebagai #GarudaHitam #RealSuperhero #IndonesiaHasSuperhero #moveoveravenger



Berita Terkait