Gempa Lagi, Alarm Bagi Perbaikan Jalur Evakuasi | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Gempa Lagi, Alarm Bagi Perbaikan Jalur Evakuasi

Ceknricek.com -- Tanpa dikomando, seluruh penghuni kampung di Kota Malang, Jawa Timur (Jatim), itu keluar dari rumah. Guncangan yang barusan terasa menjadi penyebabnya.

”Lumayan terasa kenceng gempanya,” kata Candra Harinanto, warga Bantaran, kampung di Kota Malang tersebut, kepada Jawa Pos.

BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) merilis, gempa pada pukul 19.09 WIB berkekuatan 5,9 SR (keterangan awal 6,2 SR) tersebut berpusat di 57 kilometer (km) sebelah tenggara Kabupaten Blitar, Jatim. Gempa di kedalaman 110 kilometer tersebut tidak berpotensi tsunami. Lindu itu berjarak sekitar satu bulan dari gempa yang berpusat di selatan Kabupaten Malang yang menimbulkan kerusakan cukup parah di sejumlah wilayah Jatim.

Berdasar peta guncangan (shakemap) yang dirilis BMKG beberapa jam kemudian, wilayah Blitar mengalami guncangan terparah dengan skala modified mercalli intensity (MMI) V. Skala V dideskripsikan sebagai getaran yang dirasakan banyak orang dalam suatu wilayah: gerabah pecah, barang-barang terpelanting, serta bendul jam yang masih aktif terdiam selama beberapa saat.

Sementara itu, guncangan IV MMI dirasakan di Karangkates, Sawahan, Nganjuk, Lumajang, Tulungagung, dan Malang. Guncangan III MMI di Pasuruan, Ponorogo, Mataram, Trenggalek, Pacitan, Bantul, Sleman, Kulon Progo, Pacitan, Kuta, Denpasar, Gianyar, Lombok Barat, Ngawi, dan Tabanan. Kemudian, getaran II MMI dirasakan di Magelang, Cilacap, Pasuruan, Wonogiri, Klaten, Lombok Tengah, Surabaya, Purworejo, dan Karangasem.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa kemarin dipicu subduksi lempeng tektonik Indo-Australia yang menghunjam ke bawah lempeng Eurasia.

Dwikorita menyatakan, gempa tersebut memiliki mekanisme sesar naik kombinasi geser atau oblique thrust fault. Hingga pukul 20.00 WIB tercatat dua kali gempa bumi susulan dengan kekuatan masing-masing M 3,1 dan M 2,9.

Karakter geologi selatan Jatim, kata Dwikorita, juga memengaruhi kuat dan luasnya dampak getaran. Sedimen yang cukup lemas dan tebal di wilayah selatan Jatim membuat getaran teramplifikasi. Padahal, pusat gempa terhitung dalam, yakni 110 km. ”Jadi, makin jauh akan makin tinggi gelombang getarnya,” ujar Dwikorita.

Dwikorita menyebutkan bahwa memang ada peningkatan seismisitas di wilayah selatan Jatim. Pada April lalu juga terjadi gempa yang berpusat di selatan Kabupaten Malang, kabupaten yang bertetangga dengan Kabupaten Blitar.

Ini menjadi alarm bagi semua pemerintah daerah di seluruh wilayah terdampak di selatan Jatim. Apalagi, dalam surveinya yang terakhir, Dwikorita melihat sendiri banyak jalur evakuasi tsunami di hampir seluruh wilayah terdampak yang belum memadai. ”Ada yang terlalu jauh, ada yang terhalang sungai dan tidak ada jembatannya,” katanya.

Sampai pukul 20.00 WIB tadi malam, Humas BPBD Kabupaten Blitar Lukman Rubai mengatakan, timnya terus melakukan pemantauan lapangan untuk melihat dampak gempa. Pihaknya berharap masyarakat tidak panik, tapi tetap waspada dengan fenomena alam tersebut. ”Kami terus berkoordinasi dengan tim di lapangan dan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Red) juga,” ungkapnya.

Kepala Puskesmas Wates dr Indah Amalia mengakui memang ada beberapa ruangan yang terdampak gempa sehingga mengakibatkan kerusakan di dinding dan atap ruangan. Beruntung tidak ada korban luka. Hanya beberapa aset yang tertimpa reruntuhan atap. ”Hanya printer yang keruntuhan genting. Beberapa dokumen sudah kami bersihkan,” katanya.

Ada lima ruangan yang terpantau mengalami kerusakan. Namun, yang terparah ada di ruang unit gawat darurat. Tiga tenaga kesehatan juga berhasil keluar saat terjadi gempa. ”Kebetulan sudah selesai pelayanan dan tidak ada pasien di dalam,” tuturnya.

 sebuah rumah di Kota Malang dilaporkan rusak akibat gempa tadi malam. Plafon rumah milik keluarga Iwan Sutisna di Griya Tirta Aji Blok F23, Kelurahan Bakalan Krajan, Kecamatan Sukun, itu ambrol ketika gempa terjadi.

”Saat kejadian, saya lihat dari rumah ada debu beterbangan dari rumah korban,” terang saksi mata yang juga tetangga korban, Linda Puspita Dewi.

Baca juga: Ribuan Warga Kabupaten Malang Terdampak Gempa



Berita Terkait