Ceknricek -- Saat ini sejumlah sentra produksi beras sedang panen raya. Petani mestinya bergembira menikmati hasil kerja keras mereka. Tapi kondisi di lapangan menunjukkan petani tidak bisa sepenuhnya bersuka cita.
Di Indramayu, Jawa Barat, misalnya, Bupati H. Supendi menyampaikan harga Gabah Kering Panen (GKP) sudah di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp4.070. "Harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani di Kabupaten Indramayu sekarang Rp3.800, " ujar H. Supendi di desa Tambi, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu Jawa Barat, Kamis (4/4).
Karena itu, Bulog diminta melakukan penyerapan agar harga tidak anjlok. Sebagai gambaran produksi tanaman pangan khususnya padi di Kabupaten Indramayu tahun 2018 sebesar 1.672.037 ton GKP.
Kabupaten Indramayu dengan luas wilayah 209.938 ha, lahan sawah 116.245 ha, darat seluas 36.226 ha, dan panjang pantai 114,1 km merupakan daerah yang memiliki potensi yang cukup besar dalam menyediakan bahan pangan, baik yang berasal dari tanaman pangan, hortikultura, ternak, ikan, perkebunan maupun kehutanan.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu Takmid menyampaikan, pihaknya sudah melakukan beberapa upaya terkait dengan harga GKP yang di tingkat petani mencapai Rp3.500 sampai dengan Rp3.800.
“Penyerapan gabah oleh Bulog seharusnya fokus dalam menyerap gabah, dalam bentuk kering giling, agar harga di tingkat petani tidak turun dan menghindarkan dari risiko penurunan mutu saat penyimpanan,” ungkap Takmid.
Bulog juga harus menambah kuota untuk penyerapan gabah di Indramayu. Saat ini kuota dalam satu tahun sebesar 190-200 ribu ton. Sedangkan produksi padi di Kabupaten Indramayu 1,7 juta ton. Jadi minimal 50 persen gabah petani harus diserap Bulog.
Menurut Takmid, petani hanya menginginkan harga gabah stabil, setidaknya sama dengan HPP Rp4.070. Untuk itu, Bulog diharapkan tidak hanya diam ketika harga gabah bergerak turun seperti saat ini.
Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) mengungkapkan, pihaknya berkomitmen untuk menstabilkan harga gabah yang sudah mulai anjlok. Buwas juga sebelumnya menginstruksikan jajarannya berkeliling ke beberapa daerah untuk meninjau sekaligus menyerap gabah dari tingkat petani sesuai HPP.
“Sempat di tingkat petani kemarin ada yang harga jualnya hanya Rp3.100-3.800 (per kilogram). Padahal HPP kita Rp4.100 dan kami akan berupaya menyerap gabah dari petani sebanyak mungkin,” kata Buwas belum lama ini.
Komitmen tersebut disambut baik oleh pihak Kementerian Pertanian. Dalam keterangan pers, Rabu (3/4), Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kuntoro Boga Andri mengapresiasi komitmen Buwas. “Kita harapkan instruksi beliau direspon secara cepat oleh jajaran di bawahnya,” tandas Boga.
Kementan, menurut Boga, tidak memiliki wewenang dalam persoalan harga gabah. Namun pihaknya tidak akan tinggal diam jika kesejahteraan petani harus terkompensasi.
“Kesejahteraan petani tetaplah bagian dari tanggung jawab Kementan sehingga pimpinan kami tak tinggal diam. Menyikapi anjloknya harga gabah, Bapak Menteri Pertanian menyerukan larangan transaksi gabah yang tidak sesuai dengan keputusan presiden (keppres),” katanya.