Harga Minyak Jatuh di Tengah Ketegangan AS - China | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto : Antara

Harga Minyak Jatuh di Tengah Ketegangan AS - China

Ceknricek.com -- Harga minyak turun lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa, 11/5 pagi WIB). Ketegangan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China terus mengancam permintaan minyak mentah, sementara produsen-produsen utama Arab Saudi dan Rusia belum sepakat untuk memperpanjang kesepakatan pemotongan produksi.

Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, turun US$0,73 atau 1,4 persen menjadi menetap pada US$53,26 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus, jatuh US$1,00 atau 1,6 persen menjadi ditutup pada US$62,29 per barel di London ICE Futures Exchange.

Presiden AS Donald Trump mengatakan ia siap untuk memberlakukan putaran lain dari tarif hukuman pada impor China jika dia tidak mencapai kesepakatan perdagangan dengan presiden China pada KTT Kelompok 20 (G20) akhir bulan ini.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan, China terbuka untuk pembicaraan perdagangan lebih lanjut dengan Washington, tetapi tidak ada yang mengumumkan tentang kemungkinan pertemuan.

Impor minyak mentah China merosot ke sekitar 40,23 juta ton pada Mei, dari tertinggi sepanjang masa 43,73 juta ton pada April, data bea cukai menunjukkan, karena penurunan impor Iran yang disebabkan oleh sanksi-sanksi AS dan pemeliharaan kilang.

"Karena kekhawatiran kenaikan tarif AS di China meningkat, kami melihat lebih banyak penyesuaian ke bawah untuk permintaan minyak dunia sepanjang tahun ini dan selanjutnya memberikan pembatas pada kenaikan harga sesekali," kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates seperti dikutip Reuters.

Di lokasi berbeda, pihak Barclays bank mengatakan para ekonomnya telah merevisi turun prospek pertumbuhan PDB mereka untuk Amerika Serikat, China, India, dan Brasil, negara-negara yang mencakup lebih dari tiga perempat dari asumsi pertumbuhan permintaan minyak mereka untuk tahun ini.

"Revisi menyiratkan pengurangan 300.000 barel per hari dalam prospek permintaan minyak global kami saat ini sebesar 1,3 juta barel per hari secara tahun-ke-tahun untuk tahun ini," kata juru bicara bank Inggris tersebut.

Ditinjau dari sisi pasokan, Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan, Rusia adalah satu-satunya pengekspor minyak yang masih ragu mengenai perlunya memperpanjang kesepakatan produksi yang disepakati oleh produsen-produsen utama.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan beberapa non-anggota, termasuk Rusia, telah menahan pasokan sejak awal tahun ini untuk menopang harga. Kesepakatan ini akan berakhir pada bulan ini.

Namun, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan, masih ada risiko produsen minyak memompa terlalu banyak minyak mentah dan harga turun tajam. Novak mengatakan dia tidak bisa mengesampingkan penurunan harga minyak menjadi US$30 per barel jika kesepakatan global tidak diperpanjang.

Di Amerika Serikat, produksi minyak mentah telah melonjak, naik ke rekor mingguan di 12,4 juta barel per hari, sementara stok minyak mentah telah naik mendekati level tertinggi dua tahun, menurut data Badan Informasi Energi AS (EIA) pekan lalu.



Berita Terkait