Hasil Penelitian Tunjukan Varian Baru Virus Corona Tidak Lebih Parah | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Ilustrasi COVID-19 (Freepik)

Hasil Penelitian Tunjukan Varian Baru Virus Corona Tidak Lebih Parah

Ceknricek.com -- Varian baru virus corona yang kini mulai menyebar di sejumlah negara berdasarkan hasil penelitian Public Health England tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Dari penelitian tersebut, para ilmuwan menyatakan varian baru tersebut tidak lebih parah atau berbahaya seperti COVID-19. Meski demikian, para peneliti mengingatkan bahwa varian baru virus corona ini dapat menyebar lebih cepat dan penularannya tinggi.

Seperti dilansir Reuters yang dipantau di Jakarta, Rabu, (30/12/20) dalam kajian Public Health England, para peneliti membandingkan 1.769 orang yang terinfeksi virus varian baru dengan 1.769 pasien terinfeksi virus "jenis liar", dan kedua kelompok tersebut cocok dengan rasio satu banding satu secara umur, jenis kelamin, area kediaman, serta waktu pengujian.

Dari 42 orang yang dilarikan ke rumah sakit, 16 di antaranya terinfeksi virus varian baru sementara 26 lainnya terinfeksi virus jenis terdahulu, menurut kajian tersebut. Dalam hal jumlah kematian, angkanya 12 berbanding 10 kasus meninggal dunia, berturut-turut untuk pasien virus varian baru berbanding varian lama.

"Hasil awal dari kajian kelompok ini menunjukkan tidak adanya perbedaan statistik yang signifikan dalam hal perawatan di rumah sakit dan kasus kematian selama 28 hari antara kasus varian baru dengan kasus pembanding jenis liar," demikian kajian itu.

Klik video untuk tahu lebih banyak - SOSIALISASI 3M DARI NURUL ARIFIN

Tidak ada pula perbedaan signifikan dalam hal kemungkinan infeksi ulang virus varian baru jika dibandingkan dengan varian lainnya. Dalam kajian tersebut, bagaimanapun, disebutkan bahwa "angka serangan susulan", atau proporsi kontak dari kasus terkonfirmasi yang menjadi kasus baru, muncul lebih tinggi pada pasien terinfeksi virus varian baru.

Sebelumnya pada Selasa (29/12/30), epidemiolog dan penasihat pemerintah Inggris, Andrew Hayward, memperingatkan bahwa Inggris akan menuju pada "malapetaka" dalam beberapa pekan mendatang jika tidak mengambil langkah lebih keras untuk menangani kasus varian baru tersebut.

Inggris mencatat 53.135 kasus baru COVID-19 di hari yang sama--angka harian tertinggi sejak pengujian massal dimulai pada pertengahan 2020.

Pemerintah terus mengingatkan masyarakat untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan melalui #pesanibu yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak guna mencegah penularan COVID-19.

Baca juga: Ketua Satgas COVID-19 PB IDI: Vaksin Bisa Cegah Varian Baru Virus Corona

Baca juga: IDI Sebut Varian Baru Virus Corona Dapat Dideteksi Lewat Tes PCR



Berita Terkait