Ceknricek.com - Ibnu Jamil menganggap Piala Dunia 2018 menghadirkan tontonan yang seru dan menegangkan. Banyak tim nasional di luar dugaan yang justru menunjukkan taringnya.
Pemain film Kulari Ke Pantai ini menyadari banyak kejutan pada pertandingan Piala Dunia 2018. Timnas kuda hitam menjadi momok bagi timnas unggulan. Tak jarang dari mereka berhasil menang.
"Bisa jadi tim peserta negara yang dulunya bukan negara sepak bola, atau yang kita bilang tim kecil, sekarang sudah tahu gimana caranya menghadapi tim besar. Itu aja sih lebih cepat beradaptasi aja tim-tim baru, entah apapun itu caranya," ucap Ibnu saat ditemui di PRJ Kemayoran, Jakarta Utara, Minggu (24/6/2018).

Banyak penggemar sepak bola yang memandang sebelah mata timnas under dog. Tapi bagi Ibnu Jamil timnas tersebut patut diperhitungkan.
"Ada yang bilang main ultra defensive, parkir bis atau apalah menurut saya sah-sah saja asal bermain fairplay tidak menyalahi aturan," kata Ibnu.
Inggris
Meski begitu, Ibnu Jamil menjagokan tim nasional Inggris pada perhelatan sepak bola empat tahunan itu. Meski punggawa The Three Lions tahun ini merupakan regenerasi.
"Inggris sih dari dulu sih regenerasi. Kalau dibilang optimis sih kurang begitu, karena track record-nya Inggris di gelaran Piala Dunia enggak sejago Jerman atau Brasil yang punya mental bagus," ujar Ibnu.
Di bawah pelatih Gareth Southgate, Ibnu Jami menilai permainan Inggris di babak penyisihan cukup gemilang.
"Southgate sih memberikan efek positif. Cuma memang ada yang bilang Southgate ini dulunya selama jadi pemain adalah pemain yang baik, super baik jadi terlalu kalem," tuturnya.
Menurutnya, Southgate bisa jadi pemimpin yang tepat untuk timnas Inggris dengan pemain-pemain mudanya. Lantaran yang paling dibutuhkan Inggris adalah pelatih yang memiliki leadership dan mental.
Ada salah satu sahabatnya bilang kalo southgate "lo harus bandel jadi tau cara menghadapi lawan. Mungkin gini ya ini enggak harus ditiru tapi menghadapi lawan enggak harus dengan baik. Tapi bisa pakai cara lain ada, bukan kasar ya tapi keras. Beda ya main kasar sama main keras," tuturnya.
Pembawa acara sepak bola ini menilai mental merupakan senjata ampuh untuk tim-tim peserta Piala Dunia.
"Karena ini turnamen bukan liga, kalau liga panjang bikin kesalahan msh bisa dimaafin. Kalau di turnamen bikin kesalahan bisa out," tutup Ibnu Jamil.