Indonesia Kehilangan Dawam Rahardjo | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak

Indonesia Kehilangan Dawam Rahardjo

Ceknricek.com - Cendikiawan muslim, Dawam Rahardjo, wafat Rabu (30/5) malam di RS Islam Jakarta, pada usia 76 tahun. Dawam, salah seoorang pendiri Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia (ICMI), dikenal sebagai intelektual, aktivis, dan pemikir sosial serta ekonomi politik.

Dawam meninggal di RS Islam Cempaka Putih, Rabu (30/5) sekitar pukul 21.55 WIB karena diabtes dan jantung. Dawam wafat diusia 76 tahun, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Di rumah duka di Jl Kelapa Kuning III Kalimalang, Jakarta Timur, sejak pagi berdatangan tokok-tokoh melayat, antara Presiden Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Presiden Jokowi mengatakan, bangsa Indonesia sangat kehilangan seorang cendekiawan Muslim, yang lewat tulisan memberikan gagasan-gagasan yang baik bagi negara ini.

Gubernur DKI Anies Baswedan mengenang Dawam sebagai sosok pemikir ekonomi kerakyatan. “Pak Dawam seorang pemikir, seorang alim yang dalam yang banyak membicarakan masalah perekonomian. Saya banyak baca buku beliau sejak zaman kuliah sering sekali berinteraksi kalau beliau ke Yogya,” ujar Anies. 

Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshidiqie mengatakan Indonesia kehilangan salah satu intelektual andal seiring wafatnya. "Kita kehilangan satu lagi tokoh panutan di dunia intelektual dan aktivis yang andal untuk kemajuan bangsa," kata Jimly dalam pesan singkat di Jakarta, Kamis dini hari.

Jimly menyebut Dawam intelektual, aktivis dan pemikir sosial serta ekonomi politik yang selalu up to date atau mengikuti perkembangan terbaru.

Mantan Menko Kemaritiman dan Menko Ekuin Rizal Ramli memandang Dawam sebagai ekonom kerakyatan. "Ia cendekiawan muslim, tokoh pluralis dan seorang muslim yang berani. Dia tidak gentar saat sebagian umat Islam di Indonesia mencela karena pembelaannya terhadap kaum minoritas di Indonesia," ujar Rizal di Jakarta, Kamis dini hari.

Rizal menyebut pembelaan Dawam terhadap kaum minoritas dan marjinal selalu berada dalam koridor kepantasan dan rasional.

Dawam Rahardjo, kelahiran Solo, 20 April 1942 itu memberikan sumbangsih dalam ide pendirian organisasi ICMI, hingga menjadi anggota Dewan Kehormatan ICMI periode 2015-2020.

Semasa hidupnya Dawam banyak menulis buku, antara lain berjudul Esai-esai ekonomi politik (1983), Deklarasi Mekah: Esai-esai ekonomi Islam (1987), Etika bisnis dan manajemen (1990), Habibienomics: Telaah pembangunan ekonomi (1995), Paradigma Alquran: Metodologi dan kritik sosial (2005), serta Nalar Politik Ekonomi Indonesia (2011).



Berita Terkait