Indonesian Abroad – Episode 1: Wayang dan Gamelan di New Zealand | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: undertheradar.co.nz

Indonesian Abroad – Episode 1: Wayang dan Gamelan di New Zealand

Ceknricek.com - Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya datang menemui sosok yang dianggapnya menjadi pengharum nama bangsa Indonesia di Selandia Baru.

Orang tersebut bernama Dr. Joko Susilo yang akrab disapa Joko. Ia merupakan seorang dalang dan dosen di Universeitas Otago, Dunedin, Selandia Baru. Joko menyambut kedatangan Tantowi di kediamannya yang indah dengan istilah bahasa Jawa.

“Terima kasih untuk rawuh (datang) di gubuk saya,” ucap Joko.

Joko tetap menggunakan bahasa Jawa kendati sudah tinggal lebih dari 27 tahun di New Zealand. Bahkan, ia tetap mempertahankan kewarganegaraan Indonesia.

“NKRI itu harga mati. Saya tidak akan pulang (ke Indonesia) sebagai turis,” tegas Joko.

Joko bercerita bahwa ia tinggal di Selandia Baru setelah menikahi seorang gadis asli negeri Kiwi tersebut. Ia pertama kali datang ke Selandia Baru karena mendapat beasiswa dari pemerintah untuk melanjutkan studi S-2.

Setelah lulus S-2 dengan predikat Distinction alias tertinggi, Joko kembali diberikan beasiswa untuk S-3. Sekadar informasi, perkuliahan di sana tidak menggunakan IPK sebagai nilai kelulusan, melainkan predikat: Distinction, Merit, Pass, dan Fail atau First Class Honor, Second Class Honor, dan Third Class Honor.

Joko yang menjadi dosen Gamelan, Ilmu Musikologi, dan Asia Studies di Universitas Otago juga pernah mengajar di Universitas Griffith, Brisbane Australia. Ia dengan bangga menyebutkan prestasi jurusan Gamelan di Universitas Otago.

“Gelar master (S-2) jurusan Gamelan dari luar Indonesia pertama kali dari Universitas Otago,” ungkapnya.

Joko yang asli Sragen ini meyakini bahwa budaya dapat menjadi cara yang ampuh untuk menjalin hubungan dengan bangsa lain.

“Senjata yang paling hebat untuk menjalin hubungan dengan bangsa lain adalah melalui budaya. Gampang masuknya, meskipun tanpa bahasa, kita tetap dapat mengerti seni,” ucapnya.

Tantowi menambahkan bahwa dengan budaya, nilai-nilai Indonesia bisa secara tidak sadar mereka terima dan apresiasi. Hal itu langsung disetujui Joko.

“Iya betul sekali,” ujarnya sembari mengangguk.

Dubes Indonesia untuk Selandia Baru, Samoa, dan kerajaan Tonga itu menyampaikan dua hal yang bisa didapat dari pertemuan singkat tersebut.

Pertama, Joko merupakan orang yang cinta mati NKRI. Sampai kapan pun akan tetap mempertahankan statusnya sebagai warga negara Indonesia, meski beliau tinggal dan hidup di negara orang.

Kedua, Joko melalui bidang yang digeluti, berusaha untuk melakukan diplomasi. Ia membuat masyarakat dunia, khususnya Selandia Baru, mengerti dan mencintai Indonesia.

“Siapa pun orang Indonesia yang hidup di luar negeri dan turut mengharumkan nama bangsa Indonesia, mengagungkan nilai-nilai luhur Indonesia yang kemudian disebarluaskan dan diadopsi oleh masyarakat setempat. Sesungguhnya orang itu sama saja seperti Duta Besar” tutup Tantowi.

Indonesian Abroad adalah sebuah acara kerjasama antara CeknRicek dengan kedutaan Besar Indonesia di seluruh dunia yang mengangkat kisah sukses perantau indonesia di dunia.



Berita Terkait