Ceknricek.com -- Nama Hillary Brigitta Lasut tiba-tiba menjadi perbincangan hangat, setelah perempuan berusia 23 tahun itu dilantik sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Politisi muda dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) itu tercatat sebagai anggota parlemen termuda dari 575 anggota dewan yang dilantik, Selasa (1/10). Hillary melenggang ke Senayan dari daerah pemilihan Sulawesi Utara usai dirinya meraih suara sebanyak 70.345 suara pada Pileg 2019 lalu.
Meski terbilang baru terjun di dunia politik, darah politik sudah mengalir deras pada wanita kelahiran Manado 22 Mei 1996 itu. Hillary ialah putri Bupati Kepulauan Talaud terpilih periode 2019-2024, Elly Engelbert Lasut dan Telly Tjanggulung, Bupati Minahasa Tenggara periode 2008-2013.
Sumber: Tirto
Tak ingin hanya dianggap ikut-ikutan orang tuanya, Hillary ingin membuktikan diri selama menjadi anggota dewan yang terhormat itu. Hillary mengaku kemungkinan besar dirinya akan berada di Komisi III, yang membidangi hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).
"Hampir pasti di Komisi III. Sesuai latar belakang keilmuan," kata lulusan Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan dan Washington University itu.
Baca Juga: Partai Nasdem Tunjuk Rachmat Gobel Jadi Wakil Ketua DPR
Hillary menyatakan akan fokus pada Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RUU KUHP) dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dua hal ini bisa dikatakan sebagai pekerjaan rumah warisan dari anggota parlemen periode sebelumnya.
"Prioritas sekarang RUU KUHP kan, dan mungkin akan dibahas juga beberapa hal kemarin mengenai pengajuan Perppu KPK. Kalau secara pribadi, saya melihat belum ada UU yang spesifik mengatur cyber crime, illegal fintech, identity test seperti yang di Amerika. Saya akan ajukan hal ini di Komisi III," katanya.
Sumber: Tempo
Sebagai anak muda dari generasi 90-an, Hillary selalu teringat pesan dari Ketua Partai Nasdem, Surya Paloh, yang berharap berharap anak muda di Indonesia senantiasa mementingkan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan tidak mudah terprovokasi oleh persoalan kecil.
“Tolong jadi anak muda yang revolusioner, datang dengan politik gagasan, dan bisa membantu mengingatkan teman-teman muda di luar sana yang mungkin sedang dalam polemik, chaos. Utamakan NKRI. Jangan sampai cepat terprovokasi, karena masalah kecil seperti yang kemarin," ujarnya.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.