Ini Fakta Vaksin AstraZeneca yang Sebabkan Penggumpalan Darah | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Ini Fakta Vaksin AstraZeneca yang Sebabkan Penggumpalan Darah

Ceknricek.com--European Medicines Agency (EMA), mengatakan bahwa saat ini tidak ada indikasi bahwa vaksinasi telah menyebabkan kondisi penggumpalan darah. Pasalnya, kondisi ini tidak terdaftar sebagai efek samping vaksin. Manfaat vaksin juga nyatanya terus melebihi risiko dan vaksin dapat terus diberikan.

Sementara itu, penyelidikan kasus peristiwa tromboemboli masih terus dilakukan. Sampai sekarang, ada 30 kasus "peristiwa tromboemboli" di antara lima juta orang Eropa yang menerima vaksin tersebut. 

Pada Jumat (12/03/2021), World Health Organization juga merilis pernyataan yang mengatakan tidak perlu menghentikan vaksin karena kekhawatiran pembekuan darah. Margaret Harris, selaku juru bicara WHO mengatakan kepada wartawan bahwa negara-negara harus terus menggunakan vaksin AstraZeneca. Tidak ada indikasi untuk tidak menggunakannya.

Foto: Istimewa

AstraZeneca mengatakan keamanan obat telah dipelajari secara ekstensif dalam uji klinis, sehingga mereka menjamin betul bahwa vaksin ini aman. Regulator juga memiliki standar kemanjuran dan keamanan yang jelas dan ketat untuk persetujuan obat baru. 

Gonzalo Viña, juru bicara AstraZeneca, mengatakan bahwa data perusahaan tidak menunjukkan masalah keamanan semacam itu. Analisis data keamanan mereka terhadap lebih dari 10 juta catatan tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru atau trombosis vena dalam pada kelompok usia, jenis kelamin, kelompok tertentu atau di negara tertentu. 

Penggumpalan Darah Setelah Vaksin

Gumpalan darah, terutama jika berukuran besar, sangat mungkin merusak jaringan atau organ seperti paru-paru, jantung, atau otak. Kasus yang parah bahkan bisa berakibat fatal, tetapi orang dengan gumpalan kecil sering kali dapat dirawat di luar rumah sakit dengan obat resep.

Peristiwa trombotik ini umum terjadi, tetapi sebelumnya kondisi ini tidak pernah dikaitkan dengan vaksinasi. Saat ini, para ahli masih belum tahu apakah waktu pembekuan darah dengan vaksinasi terjadi secara kebetulan atau apakah vaksinasi dalam kasus yang jarang terjadi dapat meningkatkan risiko trombotik. Yang penting, uji klinis vaksinasi COVID-19 yang dilakukan dengan baik tidak mengidentifikasi peningkatan risiko trombosis.

Berdasarkan semua data yang tersedia, para ahli percaya bahwa manfaat vaksinasi COVID-19 jauh lebih besar daripada potensi komplikasi, bahkan untuk pasien dengan riwayat pembekuan darah atau mereka yang mengonsumsi obat pengencer darah. Namun, semua orang juga disarankan untuk meninjau tanda dan gejala pembekuan darah, termasuk di antaranya adalah:

  1. Nyeri kaki.
  2. Nyeri tekan atau kemerahan pada kulit yang terkait dengan deep vein thrombosis(DVT).
  3. Kesulitan bernapas.
  4. Nyeri dada atau ketidaknyamanan.
  5. Detak jantung lebih cepat dari biasanya atau tidak teratur.
  6. Batuk darah.
  7. Tekanan darah rendah.
  8. Pusing atau pingsan yang berhubungan dengan pulmonary embolism(PE).

Wiku Adisasmito, selaku Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca yang kini sudah ada di Indonesia aman untuk digunakan. Hal telah disampaikan sebagai respon terhadap penangguhan beberapa negara Eropa dan Thailand dalam penggunaan vaksin tersebut akibat dugaan efek samping pembekuan darah.

Namun, pemerintah Indonesia tetap akan memantau terus penggunaan vaksin AstraZeneca. Alhasil, jika terdapat kejadian ikutan pasca-imunisasi, maka akan dapat segera diambil langkah pengamanan yang sesuai.

 


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait