Ceknricek.com -- “Saya tidak mau menjadi Bruce Lee kedua. Saya cuma mau jadi Jackie Chan yang pertama. Itu saja.” - Jackie Chan
Tepat pada tanggal hari ini, 7 April, aktor laga sekaligus sutradara Jackie Chan menginjak usia 65 tahun. Jalan panjang tokoh perfilman seni bela diri dengan gaya akrobatiknya itu penuh liku. Butuh perjuangan panjang hingga ia meraih penghargaan kehormatan Oscar setelah hampir lima dekade berkecimpung di dunia film.
Dalam acara tahunan Governors Award di Dolby Ballrom, Los Angeles (2016) Jackie Chan memetik kesuksesan dan diakui di kancah perfilman Hollywood. Bagaimana pasang surut aktor laga yang mampu membalut film bela diri dengan komedi tersebut?

Jackie Chan dan Silverster Stallone dalam Governor Awards. Sumber : Action a go go
Awal Kehidupan
Lahir dari pasangan Charles dan Lee-lee Chan pada 7 April 1954 di Hong Kong, Jackie Chan kecil memiliki nama asli Chan Kong-sang. Panggilan Jackie diperoleh saat beranjak dewasa ketika dia tinggal di Australia bersama kedua orangtuanya yang bekerja di kantor kedutaan Amerika.
Ketika Chan lahir, sang ayah, Charles adalah seorang juru masak di kantor kedutaan Perancis di Hong Kong. Sementara ibunya bekerja sebagai petugas kebersihan di gedung yang sama. Saat berusia 6 tahun, orang tuanya memutuskan untuk pindah ke Australia karena pekerjaan sang ayah. Selang satu tahun kemudian, Charles mengirim putranya kembali ke Hong Kong untuk masuk ke sebuah sekolah asrama, di Akademi Drama China.
Jackie Chan mengenal bela diri dari sang ayah yang mengajarinya setiap pagi dengan harapan kemampuan bela diri akan membantu membentuk kepribadiaan anaknya. Di sekolah drama itu, Jackie belajar bela diri, akrobat, akting, bahkan bernyanyi. Pada masa itu gedung opera dan pertunjukan memang sedang tren.
Jackie Chan pun mengawali kariernya di seni pertunjukan bersama teman-teman sekolahnya. Sayangnya, saat Jackie lulus sepuluh tahun kemudian, pertunjukan opera tak lagi populer, sehingga ia dan rekan-rekannya harus mencari pekerjaan lain.
Tak memiliki kemampuan akademik seperti membaca maupun menulis, karena memang tidak diajarkan di sekolah drama, Jackie berjuang agar bisa menjadi stuntman. Saat itu tengah booming produksi film kung-fu. Jackie pun berkenalan dengan sejumlah produser dan sutradara yang kemudian memintanya bekerja sebagai pemeran pengganti untuk adegan laga.
Berawal dari Stuntman
Jackie Chan memulai kariernya sebagi seorang stuntman ketika diminta oleh seorang sutradara untuk melompati pagar balkon yang tinggi dengan menjatuhkan diri dan kemudian disusul dengan salto. Ia melakukan adegan tersebut dengan sempurna, bahkan tanpa menggunakan matras.
Setelah adegan menjadi stuntman tersebutlah Chan merasa bahwa menjadi aktor laga adalah jalan hidupnya. Hingga pada 1972 ia didampuk untuk bermain bersama legenda kungfu Bruce Lee dalam film “Fist of Furry”. Setahun kemudian, dunia perfilman dikejutkan dengan kabar meninggalnya Bruce Lee.
Sepeninggalan Lee, Jackie pun digadang-gadang sebagai aktor yang akan menyamai sang legenda, namun dia hanya ingin menjadi dirinya sendiri. Suatu ketika produser independen Ng See-yuen bertanya kepada Chan apa yang sebenarnya ingin dia lakukan, dan Jackie Chan pun menjawab.
“Bruce Lee akan berteriak dan mengaum sambil bertarung untuk menunjukkan kekuatan dan kemarahannya, tetapi saya lebih suka menangis. Bruce Lee adalah manusia super di mata penonton, tapi saya hanya ingin menjadi pria biasa,” jelasnya.
Kegagalan Hingga Meraih Sukses
Setelah bermain bersama Bruce Lee dan digadang-gadang akan mampu menyamai sang legenda, Jackie Chan masih beberapa kali bermain dalam film. Namun kebanyakan film tersebut gagal di pasaran. Industri film China pun memasuki masa redup.
Jackie yang saat itu berusia 20 tahun memutuskan untuk menyusul orang tuanya di Australia. Di sana Jackie sempat menempuh pendidikan sambil bekerja di tempat konstruksi. Saat bekerja sebagai buruh konstruksi itulah, Jackie yang masih bernama Chan Kong-sang mendapat julukan "Little Jack", yang didapatnya semata-mata lantaran rekan pekerja lainnya sulit mengucapkan nama Kong-sang.
Belum genap setahun di Australia, Jackie mendapat surat dari Hong Kong yang dikirim oleh Willie Chan. Ia diminta bergabung dalam produksi film yang disutradarai Lo Wei, "New Fist of Fury" (1976). Willie inilah yang kemudian akan menjadi teman sekaligus manajer yang membawa Jackie menuju kesuksesan.

Peran Awal Jackie Chan bersama Bruce Lee dalam Film Firs Of Furry (1972). Sumber : nextshark
Di masa-masa awal kembali ke dunia perfilman, Jackie tidak langsung sukses. Beberapa filmnya kembali gagal di pasaran. Barulah saat Jackie berkontribusi dalam memberi masukan dan ide dengan menambahkan unsur komedi dan humor dalam film laga, tangga menuju kesuksesan mulai terlihat.
Pada 1978, film laga berjudul "Snake in the Eagle's Shadow" yang dibumbui komedi berhasil memberi penyegaran pada penonton dan meraih kesuksesan. Setelahnya, Jackie bermain dalam laga komedi "Drunken Master" dan mencoba menyutradarai filmnya sendiri yang berjudul "Fearless Hyena" (1979).

Jackie Chan dalam Film Drunken Master (1978). Sumber : MUBI
Tahun-tahun setelahnya, film-film yang dibintangi Jackie Chan dapat dipastikan selalu sukses. Mulai dari "Project A" (1983) hingga "Police Story" (1985). Walaupun telah meraih sukses di China, Jackie belum berhasil menembus industri film Barat.
Nama Jackie Chan mulai diakui dunia perfilman Hollywood saat dia membintangi film bertema polisi berjudul "Rush Hour" bersama Chris Tucker pada 1998. Dia juga sempat membintangi sejumlah film produksi Hollywood, seperti "Shanghai Noon" (2000) "The Tuxedo" (2002), "The Medallion" (2003) dan "Around the World in 80 Days" (2004) yang berangkat dari Novel Jules Verne dengan judul yang sama.

Jackie Chan dan Owen Wilson dalam Film Shanghai Noon (2000). Sumber : MovieWeb
Piala Kehormatan Oscar
Gedung Dolby Ballrom, Los Angeles, Sabtu malam, 12 November 2016, dipenuhi oleh aktor-aktor Hollywood papan atas. Suasana nyaman dan hangat dipecah tawa ketika Jackie Chan memberikan sambutannya atas penerimaan penghargaan kehormatan Oscar.
“Akhirnya, setelah bergelut selama bertahun-tahun di industri film, membuat lebih dari 200 film, mematahkan begitu banyak tulang, penghargaan ini akhirnya menjadi milik saya,” seloroh Jackie dalam pidato kemenangannya, seperti dikutip dari Dailymail.
Penghargaan Governor Awards atau Oscar Kehormatan merupakan sebuah penghargaan, "bagi pengabdian seumur hidup, mereka yang dianggap berkontribusi luar biasa terhadap perfilman, serta sumbangsih bagi Academy".
Pihak penyelenggara Oscar menganugerahkan penghargaan itu karena Jackie dianggap berhasil memukau para pemirsa dengan kemampuan atletis yang memesona, gaya stunt yang inovatif, serta kharisma yang tak tertandingi.
Kini, setelah berusia 65 tahun, film terbaru dari aktor laga tersebut dikabarkan akan rilis pada bulan Juli 2019. Judulnya, “Wish Dragon”. Film komedi animasi yang disutradarai Chris Appelhans dan diproduksi oleh Sony Pictures Animation, Base FX dan Flagship Entertainment Group itu dibintangi Jackie bersama Constance Wu, John Cho, Will Yun Lee, Jimmy Wong, dan Bobby Lee.
Bagaimana keseruan film tersebut? Kita tunggu saja.