Jembatan Cinta Angkat Nama Pulau Tidung | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Jembatan Cinta (Raynaldi Wahyu/Ceknricek.com)

Jembatan Cinta Angkat Nama Pulau Tidung

Ceknricek.com - Jakarta menjadi kota yang penuh dengan rutinitas, sibuk dan memicu stres. Saat pikiran jenuh, Anda bisa mengunjungi Monas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Ragunan, dan Ancol dan beberapa ikon wisata lain di Jakarta. Tapi ada baiknya, Anda berkunjung ke lokasi yang indah menyenangkan, di tengah laut, Pulau Tidung. 

Pulau Tidung menjadi salah satu bagian dari Kepulauan Seribu.  Pulau Tidung pernah dijadikan pemerintah kolonial Belanda  sebagai tempat pengasingan bagi orang-orang yang dianggap memberontak. Pada era akhir abad 19 pemerintah kolonial Belanda mengasingkan beberapa orang dari Kalimantan.  Salah satu yang diasingkan adalah Radja Pandita seorang Raja dari suku Tidung. Sebuah suku dari Kalimantan Timur yang semula memiliki kerajaan bernama Kerajaan Tidung. 

Ceknricek.com berbincang dengan Ema salah satu anggota Information Center, Ema bercerita bagaimana Pulau Tidung menjadi tempat wisata. Berawal dari Tidung yang hanya menjadi tempat pemukiman warga biasa. Kemudian, pada tahun 2005 Pulau Tidung besar membangun sebuah jembatan yang menghubungkan antara Pulau Tidung besar dengan Pulau Tidung kecil. 

“Tahun 2009, ada beberapa mahasiswa yang datang ke Pulau Tidung untuk berkemah. Sejak saat itu warga dan mahasiswa tersebut berinisiatif untuk menjadikan Tidung sebagai destinasi wisata. Berawal hanya dari satu atau dua orang saja yang mempromosikan melalui website kemudian meningkat hingga seperti sekarang,”  ujar Ema. 

Wisata Pulau Tidung sendiri tidak butuh waktu lama untuk mem-viralkan kecantikan pulau ini. Tahun 2010 untuk setiap harinya Pulau Tidung bisa kedatangan 5.000 wisatawan. Kebanyakan dari mereka tertarik dengan adanya Jembatan Cinta. 

Jembatan Cinta adalah ikon yang berhasil mengangkat Pulau Tidung. Jembatan yang awalnya terbuat dari kayu kemudian diubah berbahan beton agar lebih kuat menahan beban pengunjung. Bentuknya yang unik dibangun diatas permukaan laut, dan di sepanjang jembatan terdapat tulisan-tulisan mengenai filosofi cinta dan laut makin menambah suasana romantisme muda-mudi. 

Terdapat mitos-mitos yang beredar di masyarakat, banyak pria dan wanita yang berjalan di jembatan tersebut selalu mengikrarkan cinta mereka berdua dan akhirnya sampai menikah. Ceknricek.com berhasil mewawancarai pasangan Ruslan dan Irma, wisatawan dari Bangka “untuk Jembatan Cinta sendiri sih percaya aja sama mitosnya, ya dijadikan doa aja buat kitanya”. Berbeda dengan pasangan suami istri Kemal dan Mia, wisatawan dari Bogor. “Kalau kita sih percaya tidak percaya, semoga sih memang bisa menjadikan kita makin langgeng.”

Jembatan Cinta sungguh suatu ikon yang secara positif mengangkat nama Pulau Tidung.



Berita Terkait