Ceknricek.com -- Lima kapal penangkap paus Jepang telah dilepas untuk memulai kembali perburuan paus komersial pertama kalinya, Senin (1/7), setelah lebih dari tiga dekade terakhir menghentikan perburuan tersebut.
Jepang menghentikan perburuan komersial pada 1988 setelah Komisi Internasional Penangkapan Paus (IWC) menerapkan moratorium atau penghentian sementara terhadap pembunuhan mamalia raksasa itu.
Tetapi terlepas dari larangan global tersebut, Jepang terus memburu paus untuk apa yang diklaimnya sebagai penelitian ilmiah. Pengecam telah lama membantah klaim itu. Mereka menyebutnya sebagai perburuan paus komersial terselubung.
Pada musim perburuan 2017-2018, pelaut Jepang membunuh 333 Paus Minke di perairan Antartika, lebih dari 120 dari mereka sedang hamil. Desember lalu, Jepang juga telah mengumumkan akan keluar dari IWC pada 30 Juni lalu.
Foto : EPA
Kembalinya Jepang ke perburuan paus komersial menuai kemarahan internasional. Tetapi sebagian pakar berpendapat langkah Jepang mungkin adalah berkah yang tersembunyi bagi sebagian paus, karena itu berarti bahwa Jepang akan berhenti berburu paus di Samudera di bagian Selatan, Atlantik dan lokasi sensitif lain.
Jepang belum mengungkap berapa banyak paus yang boleh dibunuh oleh para nelayannya atas dasar klaim yang dinyatakan dengan penelitian ilmiah itu.
Perburuan paus sudah lama terbukti menjadi bahan sengketa diplomatik bagi Tokyo, yang menyatakan praktik tersebut ialah tradisi Jepang dan tidak boleh dicampuri kalangan internasional. Sebagai anggota IWC, Jepang dilarang berburu ikan paus besar secara komersial, meskipun pihak mereka dapat menangkap varietas kecil di perairan dekat garis pantainya.
Kalangan aktivis menekankan perburuan tidak mempunyai nilai ilmiah. Jepang juga tidak merahasiakan fakta bahwa daging dari ikan paus hasil perburuan, pada akhirnya dijual untuk dikonsumsi.
Humane Society International mengecam dimulainya kembali perburuan komersial di Jepang. “Keputusan ini sangat menyedihkan bagi perlindungan paus secara global. Jepang memulai era baru perburuan paus layaknya bajak laut,” tegas Nicole Beynon, pemimpin aktivitas kampanye kelompok tersebut.