Jerapah Putih Terakhir di Dunia Dipasangi GPS Agar Mudah Dipantau | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Jerapah Putih Terakhir di Dunia Dipasangi GPS Agar Mudah Dipantau

Ceknricek.com -- Sebuah kelompok konservasi di Kenya bernama Ishaqbini Hiriola Community Conservancy memasang alat pelacak GPS kepada jerapah putih terakhir di dunia untuk memantau pergerakan mamalia tersebut secara real time.

Jerapan berjenis kelamis jantan itu memiliki kondisi genetik langka bernama leucism, yang membuatnya kehilangan pigmentasi kulit sehingga memiliki tampilan berbeda dengan jerapah lainnya.

Pemasangan alat pelacak ini bertujuan untuk mengetahui keadaan jerapah tersebut yang dikhawatirkan bernasib sama seperti dua jerapah putih lainnya- seekor betina dan anaknya berusia tujuh bulan- yang ditemukan tewas di kawasan konservasi  di timur laut Garissa, Kenya.

Dikutip dari BBC, Rabu (18/11/20) LSM tersebut mengatakan dalam pernyataan tertulis, alat pelacak itu dipasang di salah satu tanduk jerapah itu pada 8 November lalu.  Pemasangan tersebut diharap mampu memudahkan para penjaga hutan untuk menjaga hewan unik itu agar aman dari pemburu.

Muhammed Ahmednoor, manager kelompok konservasi tersebut juga mengucapkan terimakasih pada palestrai alam lainnya atas bantuan mereka dalam melindungi jerapah dan satwa liar lainnya agar tidak segera punah.

"Tempat penggembalaan jerapah telah diberkati dengan hujan lebat baru-baru ini dan vegetasi yang melimpah menjadi pertanda baik bagi masa depan jerapah putih jantan," katanya.

Sementara itu, komunitas alam liar Kenya, badan konservasi utama di Afrika bagian timur, mengatakan pihaknya dengan senang hati membantu upaya melindungi "satwa liar unik seperti satu-satunya jerapah putih yang diketahui".

Jerapah putih pertama kalinya ditemukan di Kenya pada Maret 2016, sekitar dua bulan setelah adanya sebuah penampakan di negara tetangga Tanzania.Satu tahun kemudian, jerapah putih kembali menjadi tajuk utama setelah seekor jerapah putih betina dan anaknya tertangkap kamera di area konservasi di Garissa, Kenya.


Hidup di lebih dari 15 negara di Afrika, jerapah adalah mamalia tertinggi di dunia. Mereka menjadi sasaran pemburu untuk kulit, daging dan bagian badannya.

Sekitar 40% populasi jerapah telah menghilang dalam waktu 30 tahun terakhir, dengan perburuan dan perdagangan satwa liar berkontribusi pada penurunan populasi satwa ini, menurut Yayasan Satwa Liar Afrika (AWF).

Jerapah telah ditetapkan sebagai spesies rentan dalam daftar Daftar Merah Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), dengan perkiraan populasi 68.293 ekor secara global.

Baca juga: Kawanan Gajah Rusak kebun Warga di Aceh Barat



Berita Terkait