JJ, Muslimah Pertama Wasit Sepak Bola Inggris | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day

JJ, Muslimah Pertama Wasit Sepak Bola Inggris

Ceknricek.com - NAMANYA Jawahir Roble, nama lainnya Jawahir Jewels, namun media Inggris dan sahabat-sahabatnya lebih suka memanggilnya JJ. Perempuan asal Somalia ini membuat sejarah: perempuan muslim pertama menjadi wasit resmi di Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA). JJ kini sangat populer. Media-media Inggris menerbitkan profil wasit berhijab ini. “JJ wasit paling luar biasa di Inggris,” tulis The Daily Telegraph.

Setiap memimpin pertandingan sepak bola, menurut dailymail.co.uk, Kamis (25/6), JJ mengenakan kaos berlengan panjang, celana legging, sarung tangan, dan hijab yang menutup kepala hingga lehernya. Soal sarung tangan, JJ beralasan tidak ingin bersentuhan dengan pemain lelaki. Dengan tinggi 162,2 cm, JJ terlihat mungil di tengah-tengah pemain pria yang tinggi. Namun, JJ sangat percaya diri, tegas, dan akurat membuat keputusan.

JJ lahir di Somalia dibesarkan di London, Inggris. Peperangan di Mogadishu, Somalia, menimbulkan ketakutan warga. Masa depan tidak jelas,kehidupan semakin sulit. JJ yang masih kecil bersama delapan saudaranya, dibawa orangtua imigrasi ke Inggris. JJ ingat malam itu, setiba di bandar udara Heathrow, mereka berjalan di pintu-pintu otomatis. Mereka berpikir, hal terpenting adalah mencari ayam goreng dan keripik untuk dimakan.

Masa remaja di barat laut London, JJ dan teman-teman perempuannya membentuk tim sepak bola yang sebagian besar muslim. Dia mendorong anak-anak muslim menyukai sepak bola. Dari sini, ia mendapat dukungan Ciara Allan,  staf pengembangan sepakbola perempuan County FA. Klub sepak bola JJ mendapat dana 300 poundsterling untuk mendorong anak-anak perempuan aktif dalam sepak bola. JJ sering mengadakan pertemuan dengan Ciara di masjid dekat rumahnya.

Pada September 2013, Ciara meluncurkan Liga Wanita Middlesex FA. JJ aktif sebagai relawan. Dan, Inilah awal perubahan jalan hidupnya. Suatu ketika, wasit berhalangan hadir menjelang pertandingan. Panitia meminta jasa JJ sebagai wasit. Dengan penuh keyakinan, JJ memimpin pertandingan, dan berhasil.


“Mereka memberi saya peluit dan kartu. Secara formal, saya tidak pernah ikut kursus wasit, namun kami selalu bermain sepak bola di taman,” ujar JJ kepada standard.co.uk, 10 Oktober 2017 lalu. Wawancara ini dilakukan di Stadion Wembley. “Suatu saat, saya berharap memimpin pertandingan di sini.,” lanjut JJ.

Sukses memimpin pertandingan, JJ sering diberi kepercayaan dengan imbalan FA County mendanai Kursus Wasit Dasar untuknya. JJ kini wasit untuk London dan Middlesex county FAs. Posisinya di level tujuh, tetapi bertujuan untuk promosi ganda ke level lima. "Saya ingin jadi wasit di Liga Premier, Liga Champions,'’ kata JJ optimis. Alan Hill, pelatih wasit, percaya JJ akan meraih level satu karena rajin belajar, kepribadian, dan bisa berkomunikasi.

JJ terus berproses. Kariernya terus meningkat. Setiap Sabtu dan Minggu dia memimpin pertandingan sepak bola pria. Sebagai muslimah, pada setiap memimpin pertandingan, JJ mengenakan hijab. “Para pemain lebih menyukai pertandingan yang dipimpin perempuan daripada wasit laki-laki,” ujar JJ.

Awalnya, banyak pihak skeptis, menertawakan, mengejek, dan menghujatnya. Melalui sosial media, dia dituduh tidak mengikuti ajaran Islam dan melanggar budaya. Bahkan, orangtuanya juga tidak menyetujuinya karena profesi ini memalukan. “Tentu saja, sepakbola tidak ada dalam budaya saya. Anak perempuan seharusnya bisa melakukan apa yang mereka inginkan,” kata mahasiawa Teknologi Informasi di salah satu Universitas di London itu.

JJ berprinsip, menjadi perempuan Muslim dan seorang wasit, tidak bertentangan satu sama lain. “Siapa yang mengatakan perempuan tidak bisa menjadi wasit dan sekaligus menjadi seorang Muslim? Sebagai Muslim, saya tentu perlu menjaga moralitas dan rendah hati,” ujarnya.




Berita Terkait