Ceknricek.com -- Presiden Joko Widodo bakal meninggalkan warisan yang sudah barang tentu bisa bikin iri presiden lainnya. Bagaimana tidak, Presiden ketujuh Indonesia ini, selain akan memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur, juga akan membangun istana di Jayapura, Papua.
Jika rencana itu terealisasi, berarti Jokowi bakal membangun dua istana: Kaltim dan Jayapura. Pindah ibu kota sudah pasti berikut istana. Tidak mungkin ibu kota tanpa istana.
Sejauh ini, Indonesia memiliki enam istana kepresidenan. Istana tersebut adalah Istana Negara dan Istana Merdeka masing-masing di Jakarta, Istana Bogor di Bogor, Istana Cipanas di Cipanas, Istana Tampaksiring di Bali dan Istana Gedung Agung di Yogyakarta.
Sumber: Wisata Yogyakarta
Baca Juga: Presiden Jokowi Ajak Makan Siang Pemenang Festival Gapura Cinta Negeri 2019 Asal Papua
Istana Tampaksiring dibangun pada masa Presiden Sukarno. Sedangkan istana lainnya dibangun pada masa Pemerintah Hindia Belanda.
Jika nanti ada tambahan dua istana, maka Presiden Indonesia nantinya akan memiliki delapan istana. Dan Jokowi akan menjadi satu-satunya presiden yang membangun dua istana. Sukarno saja hanya membangun satu istana.
Istana Papua
Rencana Jokowi membangun Istana di Jayapura menuruti permintaan tokoh Papua yang juga Ketua DPRD Jayapura, Abisai Rollo dalam pertemuan 61 tokoh Papua dengan Presiden di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (10/9). Abisai menyampaikan permintaan agar pemerintah membangun Istana Presiden di Papua. Dengan begitu, saat mengunjungi Papua, Jokowi sekaligus bisa berkantor di Jayapura.
Sumber: Detik
Baca Juga: Bertemu Presiden Jokowi, Tokoh Papua dan Papua Barat Sampaikan 10 Poin Permintaan
Nah, untuk kepentingan itu Abisai berjanji akan menyumbang lahan seluas 10 hektar. "Sehingga perjalanan presiden bukan hanya berkunjung, tapi berkantor di Papua," kata Abisai yang juga Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf untuk Kota Jayapura pada Pilpres 2019.
Setelah sempat bisik-bisik dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno serta Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto yang ada di sampingnya, Jokowi langsung mengiyakan permintaan itu. “Ya jadi mulai tahun depan Istana dibangun," kata Jokowi disambut tepuk tangan para tokoh Papua yang hadir.
Dalam pertemuan ini hadir 61 tokoh Papua yang terdiri dari pejabat daerah, tokoh adat, tokoh agama, hingga para mahasiswa.
Dijual
Selama ini, Presiden Indonesia lebih banyak di Istana Negara dan kadang-kadang Istana Merdeka karena keduanya di Ibu Kota Jakarta. Selain berfungsi sebagai kantor, Istana Negara digunakan sebagai kediaman Presiden yang sebelumnya merupakan kediaman Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan panglima pendudukan Jepang.
Presiden yang tinggal di istana sejak Indonesia merdeka adalah Presiden Sukarno, Presiden Abdurrahman Wahid, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sukarno tinggal di istana sejak tahun 1950, sebelumnya tinggal di kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur 56, dan di Gedung Agung Yogyakarta.
Sementara Presiden Soeharto dan Presiden B.J. Habibie lebih sering menggunakan Bina Graha sebagai ruang kerjanya. Presiden Soeharto sendiri memilih tinggal di Jalan Cendana sementara Presiden B.J. Habibie tinggal di kawasan Patra Kuningan.
Pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri, ruang kerja presiden pindah di Istana Negara dengan alasan karena Bina Graha berada di Jalan Veteran yang lalu lintasnya ramai sehingga mengganggu, selain pertimbangan keamanan. Bina Graha lalu diubah fungsinya menjadi Museum Istana. Untuk kediamannya, Presiden Megawati memilih tinggal di Jalan Kebagusan atau Jalan Teuku Umar.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Terima Raja Malaysia di Istana Bogor
Istana Bogor jarang digunakan sebagai tempat kantor kepresidenan. Istana ini hanya digunakan ketika ada acara-acara kenegaraan seperti Konferensi Tingkat Tinggi APEC 1996.
Sumber: Liputan6
Sedangkan Istana Cipanas, Istana Tampaksiring dan Gedung Agung digunakan sebagai tempat peristirahatan atau acara-acara informal kenegaraan.
Nantinya, jika ibu kota pindah ke Kaltim, sudah dapat dipastikan Istana Merdeka dan Istana Negara di Jakarta akan bernasib sama dengan Istana Bogor dan yang lainnya. Itu bisa terjadi bila kedua istana itu tidak dijual untuk biaya membangun istana baru.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.