Ceknricek.com—Presiden Iran, Hassan Rouhani, akan mengakhiri masa jabatannya. Iran pun bakal mengadakan pemilihan presiden pada Jum’at (18/6/21), untuk menggantikan Hassan Rouhani. Figur ultrakonservatif Ebrahim Raisi diprediksi akan memenangi pilpres Iran kali ini.
Mengutip kantor berita AFP, Kamis (17/6/21), Dewan Wali, sebuah badan beranggotakan 12 orang yang memeriksa para kandidat potensial, menyatakan bahwa "kontes politik itu serius". Hampir 60 juta pemilih diminta untuk memberikan suaranya.
Hassan Rouhani tidak dapat mencalonkan diri lagi setelah menjalani dua periode masa jabatan empat tahun berturut-turut, dan akan meninggalkan kantor kepresidenan pada Agustus mendatang.
Kekuasaan tertinggi Iran terletak pada pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, tetapi presiden memiliki pengaruh yang signifikan dalam berbagai isu mulai dari kebijakan industri hingga urusan luar negeri. Kandidat presiden yang paling diunggulkan, Ebrahim Raisi dikenal dekat dengan Khamenei.
Jika terpilih, Raisi telah berjanji untuk mengatasi "kemiskinan dan korupsi, masalah penghinaan dan diskriminasi."
Awalnya ada hampir 600 kandidat yang mencalonkan diri, tapi kemudian dikurangi menjadi hanya tujuh kandidat oleh Dewan Wali. Di antara tokoh-tokoh terkemuka yang dilarang mencalonkan diri adalah mantan ketua parlemen Ali Larijani, yang menuntut agar dewan "secara resmi dan terbuka mengungkapkan semua alasan" atas diskualifikasinya.
Ketua Dewan Wali, Abbas Ali Kadkhodaee mengatakan pada konferensi pers bahwa para kandidat diperiksa sesuai dengan "undang-undang pemilihan" dan bahwa "Dewan Wali tidak memiliki pandangan politik".
Editor: Ariful Hakim