Ceknricek.com - Klub kaya Perancis, Paris St Germain akhirnya menunjuk Thomas Tuchel asal Jerman sebagai pelatih baru yang diumumkan Senin (14/5). Dia mengambil alih posisi Unai Emery, yang kontraknya berakhir pada akhir musim ini. Emery sebenarnya tidak buruk. Ia membawa PSG menjadi juara Ligue 1 musim ini tetapi timnya tersingkir oleh Real Madrid di babak 16 besar Liga Champions. Prestasi itu sangat tidak memuaskan petinggi klub karena tim ini memiliki sejumlah pemain top.
Tidak ada yang menyangkal bakat Tuchel di lapangan. Dia adalah salah satu manajer yang paling taktis saat ini. Dia membantu menghidupkan kembali kejayaan Dortmud, pasca ditinggalkan Jurgen Klopp 2015. Dortmund di musim pertamanya, menyelesaikan Bundesliga dengan meraih 78 poin, poin tertinggi dari setiap runner-up dalam sejarah Bundesliga. Dia kemudian mengakhiri paceklik lima tahun dengan meraih tropi DFB Pokal di musim keduanya, dengan kemenangan 2-1 atas tim Frankfurt.
Kini, Tuchel ditargetkan membawa PSG untuk berprestasi lebih baik di Liga Champions. Sejak konglomerat asal Qatar mengambil alih kepemilikan klub pada tahun 2011, PSG selalu tak pernah lolos hingga final, bahkan setelah memiliki Neymar, pemain termahal dunia. Pada musim ini, PSG pun tersingkir oleh Real Madrid di babak 16 besar.
Palatih 44 tahun yang sebelumnya dikabarkan akan pindah ke Arsenal ini sangat senang bisa ke Prancis. "Dengan penuh sukacita, kebanggaan, dan ambisi saya bergabung dengan klub sepakbola dunia yang luar biasa ini adalah Paris Saint-Germain," kata Tuchel yang pernah melatih Mainz selama lima tahun.
"Saya berharap dapat bekerja dengan semua pemain hebat di sini, sejumpah pemain terbaik di planet ini. Bersama dengan staf saya, kami akan melakukan segalanya untuk membantu tim berjaya di tingkat internasional. Ada potensi luar biasa di Paris dan ini adalah tantangan paling menarik yang saya terima,” kata pelatih yang memulai karir kepelatihannya pada 2000, sebagai pelatih kepala tim U-19 di VfB Stuttgart.
Penunjukan Tuchel di PSG tak lepas dari prestasinya di Dortmund di Liga Jerman. Ia menggatikan Jurgen Klopp tahun 2015 dan memenangkan DFB-Pokal musim lalu. Tetapi ia pergi setelah bertengkar dengan petinggi klub.
Pujian PSG
Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi, menggambarkan Tuchel sebagai "salah satu pelatih Eropa paling kompetitif yang muncul di level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir".
“Dia memiliki prinsip-prinsip sepakbola spektakuler. Kepribadiannya ambisius, selera kuatnya untuk menyerang adalah bagian dari gaya yang selalu kita cari di Paris Saint-Germain, ” katanya.
Kehebatan Tuchel di Jerman memang belum bisa mengatasi Bayern, sang juara Bundesliga. Tapi gaya Tuchel yang disiplin membuat Dortmund menjadi pesaing Bayern yang gigih. Ketika Tuchel mengambil alih Dortmund, ia mendorong pemain bermain bak banteng yang membuat lawan takut. Dengan dukungan 80.000 penggemar yang memadati stadion, dua musim Dortmund tidak merasakan kekalahan di kandang. Hampir tidak bisa dipercaya, Dortmund meraih 27 kemenangan dan tujuh seri di bawah Tuchel. Dormund juga mampu masuk perempat final Liga Champions melawan Monaco. Itu bisa dibilang prestasi terbesar Tuchel.
Kehebatan lainnya, Tuchel berjasa membimbing pemain berbakat seperti Dembele (20) dan Julian Weigl (21). Christian Pulisic (18) juga diberi banyak kesempatan untuk memamerkan bakatnya. Buktinya, ia mengemas lima gol dan 13 assist.
Pada musim 2016/17, Dortmund memiliki Pierre-Emerick Aubameyang. Di bawah Tuchel, kapten Gabon itu menjadi salah satu penyerang teratas Bundesliga. Ia kini menjadi penyerang kelas dunia, membukukan tidak kurang dari 40 gol dalam 46 pertandingan di semua kompetisi.
Aubameyang berubah menjadi penembak jitu dan tangguh. Ia pernah menjadi top skor Bundesliga dari bawah Robert Lewandowski. Saat ini, Aubameyang telah mendarat di Arsenal.
Secara umum, selama di Dortmund, Tuchel rata-rata menghasilkan 2,1 poin per pertandingan. Rata-rata ini 20 persen lebih tinggi dari pendahulunya, Klopp, yang bermain 1,9 poin per pertandingan. Tapi ahirnya Tuchel hanya bertahan dua musim di Dotmund dan pada Mei 2017, petinggi klub memecatnya. Ditinggal Tuchel, prestasi Dortmund melorot. Kini di bawah pelatih baru, Peter Stoeger, Dortmund hanya bertengger di nomor 4 klasemen Liga Jerman.