Ceknricek.com -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan PT ASDP Indonesia Ferry akan terapkan pembayaran tiket penyeberangan di Merak-Bakauheni dengan uang elektronik. Hal ini berlaku bagi semua pemudik, yang berkendara maupun tidak.
Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi, Minggu (12/5), mengatakan langkah tersebut dilakukan demi meningkatkan efisiensi di Pelabuhan Penyebrangan Merak-Bakauheni untuk proses mudik Lebaran 2019. Pemudik hanya perlu menyiapkan kartu uang elektronik dan E-KTP.
Uang elektronik yang dapat digunakan adalah kartu keluaran bank himbara (himpunan bank negara) seperti Mandiri, BNI, BRI, dan BTN. Namun, ke depannya pihak ASDP akan membuka peluang untuk penggunaan kartu uang elektronik keluaran bank swasta.
"Nanti kita juga akan terbuka dengan bank lain. Himbara ini untuk mempermudah saja karena kita sama-sama BUMN (Badan Usaha Milik Negara)," ujar Ira.
Proses penginputan data diri tak lagi dilakukan secara manual. PT ASDP Indonesia Ferry (ASDP) akan menerapkan otomasi untuk pendataan dengan KTP reader. Upaya ini merupakan kerja sama ASDP dengan Kementerian Dalam Negeri.
"KTP kita kan sudah eletronik ya, sudah ada chip-nya. Ini baru pertama kali perusahaan transportasi Indonesia kerja sama dengan Kemendagri, dengan Dukcapil (Direktorat Jenderal Kependudukan Dan Pencatatan Sipil). Kita sudah bekerjasama, mendapatkan akses langsung bikin query data-data orang tersebut," kata Ira.

Sumber : Medcom
Terkait langkah untuk membeli tiket kapal di Pelabuhan Penyeberangan Merak-Bakauheni, Ira menjelaskan cara membeli tiket dengan uang elektronik di Pelabuhan Merak-Bakauheni.
Pertama, pemudik akan melewati sensor kendaraan. Ini hanya berlaku bagi pemudik yang akan menyeberang dengan kendaraan. Sensor ini berguna untuk menentukan kategori kendaraan termasuk tarif tiket yang harus dibayar, sekaligus menentukan tarif penumpang per orang.
"Nanti kendaraan masuk ke pelabuhan itu disensor. Ada kategorisasi golongan. Misalnya, golongan 4A. Kemudian keluar tarifnya," ungkap Ira.
Kedua, proses pembayaran menggunakan kartu uang elektronik. Untuk perjalanan pulang-pergi dengan keluarga, dan juga membawa kendaraan pribadi, penumpang disarankan mengisi saldo uang elektroniknya sebesar Rp1,5 juta-Rp2 juta.

Sumber : Antara
"Setelah keluar tarifnya kemudian dibayar nontunai. Kalau kendaraan pribadi itu Merak-Bakauheuni Rp375.000, eksekutif Rp575.000. Kalau aman pulang-pergi Rp2 juta, Rp1,5 juta masih aman. Tapi nggak harus langsung, karena bisa top up," jelas Ira.
Ketiga, proses pemasukan data pribadi dengan e-KTP. E-KTP akan dimasukkan ke dalam card reader. Lalu, data penumpang akan otomatis masuk ke dalam manifest kapal. Proses ini merupakan kerja sama antara PT ASDP Indonesia Ferry (ASDP) dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Direktorat Jenderal Kependudukan Dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).
"Kita sudah bekerja sama mendapatkan akses, langsung bikin query data-data orang tersebut. Langsung memproduksi manifes yang akurat," ungkap Ira.
Terakhir, penumpang akan diberikan QR Code untuk melakukan pindai ketika memasuki kapal. "Proses terakhirnya nanti sebelum masuk kapal ada QR code baru gate-nya bisa dibuka," kata Ira.
Dengan tiga langkah tersebut, prosesnya hanya memakan 30 detik. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi di mudik Lebaran 2019.
"Upaya ini untuk meningkatkan efisiensi, prosesnya nanti 30 detik saja," kata Ira.