Ceknricek.com -- Kementerian Koodinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyiapkan langkah antisipasi untuk menghadapi musim kemarau yang diprediksi akan melanda di 28 provinsi di Indonesia. Hal ini dipastikan Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak bencana Kemenko PMK Dody Usodo saat jumpa pers di Gedung Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (30/7).
Dody mengatakan antisipasi ini sesuai dengan seruan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang memperkirakan puncak kemarau di Indonesia terjadi pada Agustus.
"Perlu saya sampaikan bahwa sesuai dengan yang sudah dirilis dan disampaikan dari BMKG, kekeringan dimulai dari bulan Juli sampai Oktober nanti, kemudian puncaknya akan terjadi di bulan Agustus, dan kekeringan tahun ini akan melebihi kekeringan pada tahun 2018. Memang Itu resiko daerah tropis seperti itu," ujarnya.
Dody menjelaskan, total luas wilayah kekeringan diperkirakan akan mencapai 11 juta hektare.
"Ancaman kekeringan itu akan melanda di 28 provinsi, dengan luas wilayah 11.774.437 ha dan ini masyarakat yang akan terpapar dari luasan itu adalah 48.491.666 jiwa," katanya.
Menurut Dody, 55 kepala daerah telah menetapkan keputusan tentang siaga darurat bencana kekeringan. Sebaran wilayah siaga bencana kekeringan itu terdapat di 7 provinsi.

Sumber: Media Indonesia
"Sementara itu sebanyak 55 kepala daerah telah menetapkan surat keputusan bupati dan wali kota tentang siaga darurat bencana kekeringan. Nah di antaranya provinsi Banten, Jawa Barat, DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, dan NTT," ungkap Dody.
Pemerintah sudah melakukan beberapa upaya antisipasi kekeringan. Di antaranya pendistribusian air ke beberapa wilayah yang dilanda kekeringan hingga pembuatan sumur bor.
"Upaya yang sudah dilakukan oleh kementerian dan lembaga terkait di antaranya pendistribusian air bersih data kemarin itu sudah didistribusikan 7.045.400 liter air, kemudian penambahan jumlah tangki air, pembuatan sumur bor, dan kampanye hemat air," kata Dody.