Ceknricek.com -- Kementerian Sosial melalui Balai Anak Antasena melakukan pendampingan psikososial bagi anak-anak di Tempat Pengungsian Sementara (TPS) Desa Balerante Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten untuk memastikan pemenuhan hak-hak anak yang ada di pengungsian korban erupsi Merapi.
“Pendampingan psikososial bagi anak-anak di pengungsian sangat dibutuhkan agar anak-anak tidak mengalami trauma dan tidak mengalami kebosanan jika berada di tempat pengungsian dalam waktu yang lama,” papar Pekerja Sosial Muda Balai Anak Antasena, Hesti Ambar Widagdo dalam siaran tertulis Jumat (29/1/21).
Aparat desa Balerante yang diwakili oleh Janu, Kaur Perencana Desa Balerante mengatakan hingga saat ini di tempat pengungsian sementara tersebut setidaknya terdapat 227 jiwa dengan rancian 20 balita dan 41 anak-anak dengan kondisi cukup stabil.
“Untuk peralatan dapur umum disediakan oleh Muhammadyah Disaster Management Centre atau MDMC Muhammadiyah Klaten, sedangkan kegiatan memasak dilakukan oleh ibu-ibu PKK dan pembagian makanannya dilakukan oleh ibu-ibu pengungsi,” tutur Janu.
Sementara itu, Bilqis, 10 tahun dan Lina, 7 tahun yang merupakan anak-anak pengungsi di TPS Balerante mengungkapkan perasaanya bahwa mereka merasa senang karena sering diajak bermain oleh kakak-kakak yang datang bergantian sehingga mereka tidak merasa bosan walaupun lama berada di pengungsian.
Selanjutnya petugas TRC Balai Anak Antasena menuju Kecamatan Tamansari Kabupaten Boyolali untuk melakukan koordinasi setelah mendapat informasi mengenai adanya wilayah di desa tersebut yang terkena dampak erupsi Merapi pada Rabu, 27 Januari 2021 kemarin.
Kasie Trantib Kecamatan Tamansari, Joko Sutejo mengungkap terdapat 5 titik wilayah yg mengalami hujan abu disertai pasir dan angin yaitu Desa Sangup, Mriyan, Lanjaran, Sumur dan Gimowo.
“Desa Mriyan selain mengalami dampak erupsi Merapi juga terjadi longsor di Dusun Gobumi yg mengakibatkan terputusnya akses jalur menuju dan keluar dari Dusun Gobumi” tutur Joko.
Lebih lanjut, Dian selaku Sekertaris Desa Gobumi mengatakan bahwa sudah di upayakan untuk meminta bantuan alat berat namun kendala medan yang curam sehingga alat berat tidak dapat mengakses wilayah tersebut.
Dia juga menambahkan bahwa logistik yg dibutuhkan untuk saat ini adalah kebutuhan makanan karena warga Dusun Gobumi tidak dapat beraktivitas disebabkan terputusnya jalan utama keluar masuk dusun.
“Upaya yg dilakukan warga bergotong royong untuk membersihkan jalan dengan alat manual. Sudah ada perhatian dari pemerintah melalui BPBD provinsi terkait kebutuhan alat berat untuk dapat membersihkan material longsor” tambahnya.
Baca juga: Kabar Terkini Gunung Merapi: Luncurkan Awan Panas Sejauh 2.000 Meter
Baca juga: BPBD Sleman Evakuasi Warga Kelompok Rentan Lereng Merapi ke Barak Pengungsian