Ceknricek.com -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan, Surabaya menjadi rujukan pengelolaan sampah bagi negara-negara di ASEAN. Kota Surabaya menjadi terdepan dalam pengelolaan sampah, hal ini terbukti dengan satu-satunya kota di Indonesia yang meraih Adipura Kencana.
Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK M.R. Karliansyah saat rangkaian kunjungan ekskursi rombongan Sekjen dan perwakilan tetap negara anggota ASEAN terkait pengelolaan sampah di PDU Jambangan, Jumat (3/5).
Karliansyah mengatakan dari segi sarana, Surabaya mempunyai salah satu pusat daur ulang sampah, yaitu Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan yang layak menjadi panutan.
"Fasilitas daur ulang sampah yang dibangun pada 2015 ini dapat mengelola 5-6 ton sampah per hari, dengan kapasitas maksimum 20 ton/hari, serta income harian dari sampah yang terolah adalah Rp6 juta/hari," ujar Karliansyah.

Sumber: Doc. Kementerian KLHK
Karliansyah mengatakan, pengelolaan sampah di Surabaya sungguh luar biasa dan patut menjadi contoh bagi kota lainnya di Indonesia dan bahkan ASEAN.
"Kita ingin menunjukkan kepada Sekjen dan Duta Besar Negara ASEAN, bahwa Surabaya adalah leader dalam pengelolaan sampah. Pengelolaannya bukan hanya digerakkan oleh Pemda, tapi muncul dari inisiatif masyarakat sendiri. Inilah yang ingin kita tunjukkan", kata Karliansyah.

Sumber: Doc. Kementerian KLHK
Lokasi daur ulang ini juga menerapkan teknologi Black Soldier Fly (BSF), yang merupakan hasil kerja sama antara KLHK dengan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya.
Teknologi ini memanfaatkan larva lalat untuk memakan sampah organik dari sisa makanan atau limbah rumah tangga, yaitu setiap 10 ribu larva, mampu mengurai limbah sebanyak 12 kilogram dalam 12 hari.